11 Juli 2009

MIMPI AKU JADI GURU




Mimpi aku jadi guru. Itulah sepenggal kalimat dalam film Laskar Pelangi film yang entah sudah berapa kali aku tonton. Kata-kata ini diucapkan oleh ibu muslimah ketika ditanya oleh pak Harfan mengenai tawaran menikah yang diajukan oleh salah seorang anak dari saudagar kaya yang ditolak oleh ibu Muslimah. Mimpi aku jadi guru, kata-kata mulia ini sampai saat ini masih terus terbayang di benakku sebagai salah seorang mahasiswa yang memilih untuk kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang notabennya akan dipersiapkan untuk menjadi seorang guru.
Banyak pertanyaan muncul hanya dari sebuah kata-kata mimpi aku jadi guru terutama untuk diriku sendiri dan teman-teman di FKIP apakah kita semua benar-benar bermimpi untuk menjadi seorang guru?, ataukah tuntutan kuliah di FKIP hanya demi membahagiakan orang tua meskipun sebenarnya dalam hati kita sesungguhnya menolak? Atau juga mungkin pilihan untuk masuk FKIP hanya karena melihat peluang untuk menjadi PNS sangat terbuka karena mulai tingginya perhatian pemerintah terhadap sektor pendidikan?ataukah malah tidak tahu menahu pilihan masuk FKIP ini adalah realisasi sebuah mimpi untuk menjadi guru, tuntutan orang tua, atau keinginan untuk jadi PNS.
Jika kita memilih pertanyaan pertama, maka mungkin kita termasuk sedikit orang yang benar-benar mengganggap guru bukan merupakan sebuah pekerjaan yang hanya dinilai dari tingginya pendapatan yang kita terima tetapi guru merupakan sebuah cita-cita mulia yang betujuan untuk mendidik manusia dari tidak bisa menjadi bisa, sebuah pilihan yang benar-benar hanya untuk mengejar kepuasan batin tanpa memikirkan embel-embel barupa gaji atau pendapatan. Seseorang yang memilih pertanyaan pertama jika menjadi guru akan menjadi guru yang benar-benar ikhlas karena baginya keberhasilan seorang murid lebih penting bahkan dibandingkan dengan dirinya sendiri.
Lain lagi jika kita memilih pertanyaan kedua. Jika kita memilih pertanyaan ini alangkah ruginya kita jika sebuah pilihan yang nantinya akan menentukan masa depan kita merupakan sebuah tuntutan dari orang tua yang belum tentu kita suka atau mampu untuk menghadapinya. Memang ada beberapa pengakuan dari banyak orang yang mengatakan bahwa dia justru sukses karena menuruti perintah orang tua untuk memlih jurusan tertentu meskipun dia sebenarnya sangat tidak suka dengan jurusan tersebut, namun yang harus kita lihat dari hal ini adalah sebarapa besarkah presentasi orang yang sukses dengan jalan seperti ini dibandingkan dengan orang yang memilih jurusan sesuai dengan keingginanya sendiri tanpa campur tangan orang lain, selain itu yang harus kita lihat apakah selama dia menjalani masa kuliah dia benar-benar bahagia dan paham benar dengan jurusan yang ia pilih dibandingkan dengan orang-orang yang memilih jurusan tersebut tanpa ada paksaan dari siapapun.
Jika kita memilih pertanyaan ketiga, maka kita termasuk orang-orang yang berada di persimpangan antara mahasiswa yang beruntung dan rugi. Sisi beruntung yang kita alami adalah cita-cita untuk menjadi PNS merupakan cita-cita yang pasti akan kita perjuangkan dengan cara apapun termasuk selama kuliah kita akan berusaha untuk menjadi mahasiswa yang benar-benar luar biasa dalam akademik, meskipun tingginya nilai akademik tidak menjamin kita untuk mendapatkan status sebagai PNS, minimal tingginya nilai akademik akan menjadi bekal yang bagus dan meningkatkan kepercayaan diri untuk bersaing menjadi PNS. Namun ada sisi buruk juga jika kita memilih pertanyaan ketiga, sisi buruknya adalah hilangnya kadar keguruan kita, sebuah istilah yang saya jelaskan sebagai berkurangnya komtmen kita untuk benar-benar menjadi The Real Teacher yang seperti dicontohkan oleh ibu muslimah dalam film laskar pelangi, apa lagi jika tujuan utama kita menjadi PNS benar-benar tercapai mungkin kita malah semakin lupa tujuan dari seorang guru, karena kita akan terbuai status sebagai PNS.
\ Malah lebih berbahaya lagi jika kita termasuk orang yang tergolong pertanyaan ke empat. Jika kita termasuk salah satunya maka dapat dipastikan kita adalah orang-orang yang merugi hal ini dikarenakan dalam menjalani kuliah kita tidak mempunyai tujuan apa-apa, semua hal dibiarkan mengalir saja tanpa tujuan yang jelas. Orang yang tergolong pertanyaan ke empat dalam lam kesehariannya tidak akan pernah bersemangat dalam berbagai hal, lebih parah lagi karena tujuan akhiir yang dia miliki sudah tidak jelas, malah akan menyebabkan hidupnya akan dilalui dengan foya-foya bahkan hingga menghambur-hambukan uang kiriman dari orang tua. Jadi terserah anda mau masuk ke pertanyaan yang ke berapa tapi bagi mahasiswa dan teman-teman yang benar-benar serius masuk FKIP tetaplah perhala dalam hati kita kalau “Mimpi Aku Jadi Guru”.

0 komentar:

  © Free Blogger Templates Spain by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP