01 Desember 2008

MEMBANGUN FLORES TIMUR DENGAN POTENSI KELAUTAN

Abstrak
Flores Timur merupakan wilayah kepulauan dengan luas 3079,23 km2, berbatasan dengan kabupaten Alor di timur, kabupaten Sikka di barat utara dengan laut Flores dan selatan, laut Sawu. Data di Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Flores Timur pada tahun 2007, menyebutkan bahwa komoditi perikanan yang dieksportir keluar daerah sangat besar jumlahnya, seperti; ikan segar basah 5.579.934 kg, ikan olahan 236.834 kg, ikan hidup (ikan hias) 1.670 ekor, anakan kerang mutiara 46.620 anakan dan mutiara biji 31.859 kg. Data dan fakta yang berhubungan untuk pembahasan tema ini berasal dan tahapan-tahapan pengumpulan data dengan pembacaan secara kritis terhadap ragam literatur (Library research) yang berhubungan dengan tema pembahasan. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif. Menurut Arikunto (1998:25), analisa deskriptif kualitatif adalah analisa yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Kesimpulan dari penulisan ini adalah daerah Flores Timur mempunyai potensi besar di bidang kelautan terutama di bidang perikanan.

Kata Kunci: Flores Timur, Laut, Perikanan

PENDAHULUAN

Flores Timur merupakan sebuah kabupaten yang berada di provinsi NTT yang mempunyai letak geografis pada 8o04' LS - 8o40' LS dan 122o38' BT -123o57' BT beriklim Tropis dengan musim kemarau yang panjang rata-rata (8-9) bulan dan musim hujan yang relatif singkat rata-rata (2-3) bulan (/www.florestimurkab.go.id/). Secara umum luas kabupaten Flores Timur terdiri dari luas daratan = 1.812,85 Km (31%), luas lautan 4.170,53 Km (69%) dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 226.894 jiwa yang terdiri dari laki-laki = 109.189 jiwa dan perempuan = 117.705 jiwa (www.florestimurkab.go.id).
Kabupaten yang terletak di ujung Timur Pulau Flores ini terkenal sebagai Kabupaten Kepulauan, lantaran terdiri dari 3 buah pulau yakni Adonara, Solor dan Fores Daratan, serta diapiti oleh beberapa buah pulau kecil lainnya seperti pulau Konga, Pulau Waibalun, dan Mas. Data terakhir dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Flores Timur mencatat luas wilayah laut Flores Timur kurang-lebih 3.818,32 km 2 atau 67,92 persen dari luas wilayah Kabupaten Flores Timur keseluruhannya. Kedaan geogrfis seperti ini Pemerintah Kabupaten Flores Timur, di masa Kepemimpinan Politik pasangan, Bupati Drs. Simon Hayon dan Wakil Bupati Yoseph Lagadoni Herin, S.Sos. memilih sektor kelautan sebagai salah satu sektor andalan disamping sektor pertanian sebagi salah satu sektor potensial. Potensi kelautan Flores Timur sebetulnya bukan saja karena wilayah lautnya yang luas namun lebih dari itu adalah potensi alam lautnya yang kaya akan berbagai jenis ikan, keindahan trumbukarangnya, potensi mutiara teripang dan lain sebagainya. Melihat letak wilayah laut Flores Timur yang sangat menjanjikan masa depan, maka mulai Tahun 2008 Pihak Bank Indonesia (BI) melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Flores Timur di bidang budidaya rumput laut, dengan sistim pendampingan dana langsung kepada kelompok petani rumput laut

METODE PENULISAN
Sumber Data
Data dan fakta yang berhubungan untuk pembahasan tema ini berasal dan tahapan-tahapan pengumpulan data dengan pembacaan secara kritis terhadap ragam literatur (Library research) yang berhubungan dengan tema pembahasan.
Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif. Menurut Arikunto (1998:25), analisa deskriptif kualitatif adalah analisa yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Untuk menganalisa data yang berupa pesan maka digunakan cara analisis isi (content analysis). Analisis ini menghubungkan penemuan berupa kriteria atau teori. Analisis yang dilakukan pada analisis isi karya tulis ini menggunakan interactive model (Miles dan Huberman, 1994). Model ini terdiri dari empat komponen yang saling berkaitan, yaitu (1) pengumpulan data, (2) penyederhanaan atau reduksi data, (3) penyajian data dan (4) penarikan data pengujian atau verifikasi kesimpulan.

PEMBAHASAN

Data pada Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Flores Timur tercatat bahwa dari hasil penelitian Laut Flores Timur, selain sangat cocok untuk budidaya rumput laut, di sana juga terdapat berbagai jenis ikan yang memiliki nilai ekpor ke luar Negeri seperti ke Jepang dan Singapur. Jenis ikan yang memiliki pasaran sangat bagus pada kedua Negara tersebut adalah jenis ikan pelangis seperti ikan tuna dan cangkalang dan jenis ikan demersal seperti ikan kerapu dan kakap. Selain kedua jenis ikan yang memiliki pasaran luar negeri, perairan Flores Timur juga terkenal memiliki potensi kaya jenis ikan yang tidak kalah nilai ekonomisnya, seperti ikan tongkol, kembang, selar, layang, lemuru, teri, tembang, ekor kuning, baronang, merlin, deho-deho, pari, hiu, nener, cumi, ikan hias dan sejumlah jenis ikan lainnya. Data di Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Flores Timur pada tahun 2007, menyebutkan bahwa komoditi perikanan yang dieksportir keluar daerah sangat besar jumlahnya, seperti; ikan segar basah 5.579.934 kg, ikan olahan 236.834 kg, ikan hidup (ikan hias) 1.670 ekor, anakan kerang mutiara 46.620 anakan dan mutiara biji 31.859 kg. Data tersebut merupkan jumlah riil yng terdapat pada lima (5) perusahan pembeli dan nampungan ikan seperti PT. Okishin Flores, 3.302.374 kg, PT. Ocean Mitramas 1.564.891 kg, PT.KBS 639.996 kg, PT. Peruni 337.887 kg, dan PT. Cakrawala Sumbindo 18.000. kg. Tiga (3) perusahan budi daya mutiara adalah PT. Asa Mutira Nusantara 13.859, PT. Rosario Mutiara, 18.000. kg PT. Mutiara Adonara 42,620 anakan kerang mutira, PT. Camar Sentosa 3.000 anakan kerang mutiara. Dan 8 Perusahaan Perorangan masing-msing Musafir 1.080 kg cumi-cumi kering, Abu Samir 1.250 kg cumi-cumi kering, H. Aba Yusuf 250 kg cumi-cumi kering, Iwanto 200 kg ikan tuna, Yohanes N.D. Paru 6.000 kg ikan tuna beku, Bung Helmi 670 ekor ikan hias, Sofiam Satim 1.000 kg ikan dasar campuran dan 1.830 kg ikan pari. Selain terkenal dengan banyaknya jenis ikan, perairan Flores Timur juga terkenal perairan yang ramah, karena letaknya diapiti pulau, sehingga tidak jarang banyak investor yang melirik dan mau menamkan modalnya di Flores Timur, seperti investor budidaya mutiara, investor penampungan ikan, investor rumput laut, dan bahkan sekarang yang sedang mulai membangun adalah investor dari Jepang JICA bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Flores Timur membangun PPI di Amagarapati Larantuka dan sekarang sedang dalam proses pembangunannya. Bukan saja potensi ikan yang sangat menjanjikan, kondisi areal pantai Flores Timur juga sebagian besarnya berbentuk landai. Dengan bentuk pantai yang demikian maka sangat cocok untuk dikembangkan budidaya laut. Kurang lebih 3.000 hektar daerah perairan pantai Flores Timur yang terbentang luas di tiga wilayah, Flores Daratan, Adonara dan Solor sangat bagus untuk dikembangkan usaha budidaya laut. Dinas Perikanan dan Kelutan Flores Timur, mencatat jenis budidaya laut yang sudah dikembangkan adalah mutiara (jenis inctada sp), budidaya rumput laut (jenis Eucherna Cattoni dan Eucherma spinosum), dan budidaya ikan keramba, seperti ikan kerpu yang memiliki nilai pasarannya sangat potensial.
Produksi perikanan laut pada 2003 mencapai 11.150.058 kg. Ikan yang biasa ditangkap nelayan terdiri 22 jenis, dan yang paling banyak ditangkap adalah tongkol (18,65% total produksi), tuna atau cakalang (11,14%), tembang (6,65%),paperek (5,07%), julung-julung (5,02%), dan yang lain di bawah 5%. Jika total produksi ikan didistribusikan secara merata kepada semua penduduk, maka akan diperoleh ikan 50,5 kg/orang/tahun atau 4,2 kg/bulan. Jika harga rata-rata per kg ikan Rp. 15.000, maka total nilai produksi Rp.167.250.870.000/tahun (Rp.13.937.572.500/bulan). Jadi besarnya sumbangan sektor ini terhadap pendapatan per kapita Rp. 757.542/tahun (Rp. 63.128/bulan). Kontribusi terhadap pendapatan per kapita ini lebih tinggi 198,5% dibandinggkan dengan di Manggarai Barat, yakni Rp. 253.815,2/tahun (Rp. 21.151,3/bulan). Usaha penangkapan ikan laut pada 2003 dilakukan oleh 4.072 KK (7,6% total KK). Menurut observasi saya, keluarga-keluarga yang sungguh menekuni usaha kenelayanan sebagai sumber penghidupan adalah keluarga suku Bajo, Bugis, dan Makassar. Sementara penduduk asli seperti orang Nagi atau Lamaholot, umumnya mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga (kebutuhan lauk pauk). Pelaku usaha kenelayanan umumnya pengusaha kecil, yang ditunjukkan dengan adanya kapal dan peralatan penangkapan ikan yang mereka miliki. Kapal penangkapan terdiri 3.330 unit (81,78%), perahu papan dan jukung tanpa motor 406 unit (9,97%), motor tempel 336 unit (8,25%), kapal motor. Sedangkan peralatan penangkapan terdiri dari gilnet 1.997 unit (77,92%), pukat pantai 279 unit (10,89%), bagan perahu 149 unit (5,81%), pursesin 137 unit (5,35%) dan pukat layang atau lampara 1 unit (0,04%). Usaha sector kelautan di Flores Timur tidak hanya berupa penangkapan ikan, tetapi juga pengembangan rumput laut dan budidaya mutiara. Perhatian pemerintah terhadap pengembangan usaha kenelayanan boleh dikatakan memadai, misalnya pada 1980an pemerintah mengucurkan kredit kenelayanan untuk pengadaan kapal motor fiber (nelayan bakti). Di Flores Timur juga tersedia cold storage, pengalengan ikan dan kapal penampung ikan. Gambaran potensi laut Flores Timur antara lain: pada 2003 mengekspor ikan tuna, cakalang dan mutiara senilai Rp. 24.450.445.000, ikan tuna 230.790 kg dengan nilai Rp. 1.153.965.000 (4,7%), ikan cakalang 870.000 kg dengan nilai Rp. 4.480.000.000 (8,3 %) dan mutiara 52.268 kg dengan nilai Rp. 18.816.480.000 (77,0%). Menggarap potensi ini secara lebih baik ke depan tentunya merupakan satu pilihan strategis dalam upaya meningkatkan kesejahteraan penduduk. di bawah ini akan diberikan data lengkap mengenai potensi dan kekurangan di Flores Timur yang diambil dari www.visagesoft.com :
Potensi Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan
a. Potensi Perikanan Tangkap
Luas perairan Kabupaten Flores Timur sebasar 4.170,53 Km2. Potensi ikan pelagis 13.764 Ton/tahun dan ikan demersal sebesar 7.411 Ton/tahun.
b. Perikanan Budidaya
Lahan potensial untuk usaha budidaya laut : 3.000 Ha. Komoditi yang cocok untuk dibudidayakan adalah Mutiara, Rumput Laut, Ikan Kerapu, Baronang, Teripang dan Kepiting. Usaha budidaya laut yang sudah berkembang : budidaya Kerang Mutiara yang dilakukan oleh 2 (dua) Perusahaan PMA dan 2 (dua) Perusahaan PMDN, sedangkan komoditi lainnya masih dalam taraf pengenalan/uji coba.
Sarana Prasarana Perikanan
a. Armada Penangkapan
Jumlah armada penangkapan ikan sebanyak 3.704 Unit. Terdiri dari :
-. Perahu Tanpa Motor : 2.904 Unit
-. Perahu motor temple : 428 Unit
-. Kapal Motor : 372 Unit
b. Alat Tangkap
Jumlah alat penangkapan ikan sebanyak 4.610 Unit terdiri dari :
-. Purse Seine / Lampara : 187 Unit
-. Bagan : 84 Unit
-. Pancing Tonda : 743 Unit
-. Pancing Ulur : 2.334 Unit
-. Gill Net : 743 Unit
-. Pole and Line : 101 Unit
Dari jumlah tesebut kelompok alat tangkap yang kemampuan produksi terbatas adalah pancing dan bubu.
Prasarana Perikanan
a. Telah Dibangun adalah Milik Swasta :
- Pabrik Es Kapasitas 20 ton/hari (PT. Okhisin Flores)
- Cold Storage Kapasitas 250 ton (PT. Okhisin Flores)
- Pabrik Pengolahan Ikan Kapasitas 3 – 5 ton/hari (PT. Okhisin Flores).
b. Sedang Dibangun adalah Milik Swasta :
- Pabrik Es Kapasitas 25 Ton/hari, Pengolahan, Pembekuan Ikan dan transportasi laut ( PT Jasa Putra Abadi).
c. Perusahaan Budidaya
- PT. Asa Mutiara di pulau konga, status PMA
- CV. Rosario mutiara desa Ebak - Tanjung Bunga, status PMDN
- PT Mutiara Adonara di desa Oyangbarang Wotan Ulumado status PMA
- PT. Camar Sentosa di Meko Witihama status PMDN
d. Perusahaan Penampungan / Pembelian
- PT. Ocean Mitra Mas status PMDN
- PT. Okishin Flores status PMA
- PT. KCBS status PMDN
- PT. Fajar Cakrawala Subindo Ficheries status PMA
- PT. Pertuni status PMDN
Data Produksi
a. Produksi Perikanan Tangkap terdiri dari :
Adapun kondisi ikan hasil tangkapan dan budidaya di Kabupaten Flores Timur adalah sebagai berikut :

keterangan : *) Hanya rumput laut. Jml = Jumlah % dihitung pertumbuhan terhadap tahun sebelumnya


KESIMPULAN
Berdasarkan dari data dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Flores Timur sangat melimpah kekayaan lautnya seperti berbagai macam ikan seperti tuna, tongkol, sekalang, layang, ikan kayu dan aneka rumput laut sehingga pemerintah daerah perlu merespon hal ini dengan membuka investasi yang sebesar-besarnya, sehingga dapat mengurangi kemiskinan dan menambah lapangan pekerjaan di Flores Timur yang selama ini masih dianggap sebagai salah satu daerah termiskin di Indonesia.

*Tulisan ini merupakan tulisan dalam rangka Lomba Feature FALASIDO 2008 Tingkat Nasional

Read more...

04 November 2008

ANALISIS ARTIKEL

Judul : Problematika Guru, Kapan Usai ?
Sumber : www.pendidikannetwork.com
Tujuan Penulis
Tujuan penulis dalam artikel ini adalah untuk menginformasikan atau menunjukan kepada masyarakat maupun pemerintah mengenai permasalahan-permasalaan yang tiap hari betmunculan dan harus dihadapi oleh seorang guru. Permasalahan tersebut diantaranya adalah rendahnya mutu pengajaran yang disebabkan karena beratnya beban yang diemban guru, minimnya fasilitas pembelajaran di sekolah, rendahnya kesejahteraan guru, dan minimnya jumlah guru yang tersedia serta manajeme pendidikan yang ala kadarnya yang dapat mengakibatkan kegiatan belajar mengajar (KBM) menjadi kurang maksimal.
Konsep Utama
Konsep utama atau point-point yang ada di dalam artikel ini antara lain adalah :
- Problematika rendahnya mutu pengajaran yang disebabkan karena dua hal yaitu, pertama, faktor internal dimana guru yang sejatinya sebagai tenaga professional yang terdidik dan terlatih belum mampu menunjukan kompetensi-kompetensi tersebut. Kedua, faktoe eksternal. Profesi guru, seperti diketahui adalah profesi yang mulia. Saking mulianya, guru, seringkali benar-benar mengabdikan dirinya untuk satu sekolah tertenu meskipun honor yang didapatkan sangat minim sekali bahkan lebih kecil daripada seorang buruh umumnya.
- Setidaknya ada lima kriteria yang harus dimiliki dan dilakukan oleh guru professional, yaitu menguasai materi kurikulum, mengaplikasikan materi dalam kehidupan sehari=hari, menguasai metodologi pengajaran dan evaluasi, serta bersikap disiplin, giat, dan loyal pada tugasnya sebagai guru.
- Terdapat empat masalah pokok yang sanagat penting yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Yaitu, perama, menentukan sasaran dari kegiatan belajar mengajar. Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap palin efektif untuk mencapai sasaran. Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap tepat. Keempat, menetapkan norma-norma atau criteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauhmana keberhasilan tugas-tugas yang dilakukanya.
- Melihat segala permasalahan, maka guru harus siap-siap menggapai segala tantangan dan problematika yang terus bermunculan. Yang penting adalah bukan bukan bagaimana cara menghindari masalah, tapi bagaimana memecahkan masalah dengan kepala dingin dan tenang tanpa dihinggapi suasana yang memanas. Sebab, disadari atau tidak, guru itu selayaknya patut dijadikan suri tauladan tidak hanya bagi anak-anak didiknya, tapi juga masyarakat dimana ia berada.

Permasalahan
Artikel ini dalam analisis saya terdapat beberapa macam kelemahan yang dilakukan oleh penulis artikel ini diantaranya adalah :
- Alur pembahasan materi yang meloncat-loncat, dimana seharusnya penulis membahas permasalahan-permasalahan yang telah dia ngkapkan di awal paragraph kedua karena judul artikel ini adalah problematika guru, namunpenulis justru sepertinya membahas materi yang berloncat-loncat tidak runtut seperti masalah yang dia ungkapkan.
- Kajian tekstual yang menyangkut konsep atau literature yang disertakan dalam artikel ini sudah cukup namun hanya masih sebatas pengertian atau masih dangkal, belum terlalu dieksplorasi oleh penulisnya.
- Penulis memberikan sedikit kajian religi dalam artikel yang dibuat olehnya, namun menurut saya kajian religi yang dia berikan masih sangat sedikit, padahal kajian reliji juga harus lebih banyak lagi dimasukan Karena artikel ini berhubungan dengan pendidikan atau seorang guru yang bisa dikaji lagi dari sisi religitas, karena di dalam al quran maupun al hadist juga banyak mengungkapkan tentang pendidikan. Selain itu juga negri ini mayoritas berpenduduk muslim sehingga mau tidak mau harus ada sentuhan nilai relugitas dalam segala aspek.
- Problem solving yang ditawarkan oleh penulis masih sedikit bahkan menurut saya masih terasa dangkal, belum ada konsep problem solving yang jelas yang diberikan oleh penulis tentang bagaimana guru harus bersikap dalam menghadapi permasalahan-perasalahan yang akan dia hadapi.
Refleksi Diri
Dalam artikel ini saya dapat mengetahui ternyata banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi oleh seorang guru. Di dalam artikel ini meskipun belum sempurna penulis mengemukakan berbagai macam masalah sepertinya profesi seorang guru adalah profesi yang paling berat di muka bumi ini khususnya di Indonesia, apalagi ditambah dengan masih rendahnya penghargaan yang diberikan terhadap guru terutama dari sisi kesejahteraan. Jujur, hal ini membuat saya sedikit takut menjadi seorang guru, sempat juga terlintas dalam benak saya apakah pilihan untuk menjadi seorang guru ini merupakan pilihan yang salah karena tidak bisa memberikan jaminan masa depan yang jelas kecuali mungkin dia seorang guru pns, tapi iya kalau nanti saya menjadi guru pns, kalau saya hanya menjadi guru swasta, bahkan mengajar di pelosok daerah apakah nanti masa depan dan kesejahteraan saya bisa terjamin mengingat begitu banyak kebutuhan yang harus saya penuhi di masa yang akan dating apalagi jika saya nanti sudah berkeluarga?. Jujur sebelim membaca artikel ini pemikiran itu sudah selalu terngiang-ngiang dibenak saya apalagi ditambah membaca artikel ini rasa khawatir saya akan masa depan saya semakin memuncak. Tapi, meskipun begitu jujur akhir-akhir ini saya menjadi semakin pede memilih guru sebagai gantungan masa depan saya hal ini karena saya melihat perhatian pemerintah sudah mulai nampak terhadap seorag guru. Hal ini dapat dilihat dari program sertifiasi yang diadakan oleh pemerintah yang akan memberikan kompensasi yang lebih kepada guru yang berhasil lolos dari program sertifikasi. Meskipun hal ini masih kecil dari apa yang sebenarnya saya harapkan namun saya yakin di masa yang akan datang perhatian yang diberikan kepada seorang guru akan semakin besar. Hal ini semakin menebalkan keoptimisan saya bahwa di masa yang akan datang profesi guru akan diperebutkan oleh banyak orang melebihi profesi-profesi yang lainnya selainitu juga saya yakin kesejahteraan yang akan didapatkan oleh seorang guru di masa yang akan datang akan semakin meningkat sehingga saya yakin di masa yang akan datang profesi guru akan dapat digunakan sebagai mata pencaharian. Amin-Amin Ya Robbal Alamin.

Read more...

01 Oktober 2008

Idul Fitri Dan Budaya Menggemis


Tak terasa sudah satu bulan kita menjalankan ibadah puasa dan saat ini kita telah merayakan hari raya idul fitri. Salah satu yang paling unik dari perayaan idul fitri yang ada di Indonesia terutama di kota Surabaya, tempat aku dibesarkan adalah banyaknya budaya dan kebiasaan masyarakat yang menggiringi adanya perayaan Idul Fitri ini salah satu budaya unik yang menyertai perayaan Idul Fitri ini adalah adanya budaya yang dikenal dengan nama “unjung-unjung” yang biasanya dilakukan oleh anak-anak kecil.
Budaya “unjung-unjung” ini telah lama ada di dalam masyarakat bahkan ketika saya kecil, saya pun melakukan budaya ini dimana sambil mengikuti orang tua bersilaturahmi ke tetangga saya bisa mendapatkan uang yang memang sengaja telah dipersiapkan oleh pemilik rumah untuk dibagikan kepada anak-anak kecil yang mengunjungi rumah mereka. bahkan budaya “unjung-unjung” ini tidak saja kami lakukan hanya pada tetangga ataupun saudara saja, bahkan diwaktu kecil saya dan teman-teman saya rela berjalan jauh ke berbagai gang dan berbagai rumah meskipun itu sangat jauh dan belum tentu rumah yang kami datangi itu kami kenal hanya untuk datang, salaman dan kemudian menunggu uang dari sang pemilik rumah. Setali tiga uang dengan jaman saya di waktu masih kecil saat ini budaya itupun masih sangat subur ada di masyarakat terutama anak kecil, dimana mereka juga mengunjungi berbagai macam rumah bahkan hingga ke rumah yang mereka tidak kenal sekalipun hanya untuk mendapatkan uang “unjung-unjung” yang besarnya berkisar antara angka seribu rupiah hingga lima ribu rupiah, persis seperti apa yang kami lakukan di waktu kecil,
Seperti tidak mau kalah dengan anak kecil para orang tua pun berlomba-lomba melestarikan budaya “unjung-unjung” ini dengan cara menyediakan uang pecahan dalam bentuk seribu rupiah maupun dalam bentuk lima ribu rupiah. Uang ini mereka dapatkan dengan berbagai cara selain melalui penukaran langsung melalui Bank, biasanya para orang tua yang tidak mau repot-repot untuk mengantri di bank, akan membeli uang pecahan ini di pingir-pingir jalan dimana banyak pedagang yang menawarkan uang pecahan dengan selisih harga antara sepuluh ribu hingga lima belas ribu dari harga uang yang kita dapatkan tersebut.
Melihat budaya ini sudah mengakar pada masyarakat, kita juga perlu melihat apakah memang budaya ini memberikan nilai positif atau negative terhadap masyarakat terutama anak-anak kecil. Di satu sisi memang budaya ini mempunyai nilai positif diantaranya adalah memberikan rasa bahagia dan dorongan motivasi kepada anak-anak kecil terutama mereka yang telah sukses untuk berpuasa selama satu bulan penuh dengan member mereka uang untuk mereka jajan, meskipun juga banyak anak – anak yang menerima uang “unjung-unjung” ini tidak melakukan puasa selama sebulan penuh.
Selain memiliki nilai positif budaya “unjung-unjung” ini pun memberikan banyak sisi negative kepada masyarakat terutama anak-anak kecil, nilai negative yang paling kental dalam budaya ini adalah dengan memberikan uang ini kepada sembarang anak-anak kita secara tidak langsung akan mengajarkan budaya mengemis atau meminta-minta kepada anak-anak, okelah kita berdalih bahwa uang ini kita berikan hanya kepada tetangga ataupun saudara kita yang kita kenal untuk membahagiakan dan menyemangati mereka, namun faktanya di lapangan selama hari raya Idul Fitri banyak kita jumpai anak-anak kecil yang tidak jelas asal-usulnya dan kita pun secara terpaksa ataupun tidak terpaksa harus memberikan uang kepada mereka meskipun kita tidak tahu mereka menjaankan ibadah puasa selama sebulan penuh atau tidak. Selain itu, jika kita mau lebih memahami ajaran agama, bahwa sebenarnya budaya “unjung-unjung” ini tidak diajarkan di dalam agama Islam, jadi tetap kita lanjutkan atau tidak budaya ini semuanya terserah anda.

Read more...

29 September 2008

PESONA LOHAYONG 3




Read more...

PESONA LOHAYONG 2





Read more...

PESONA LOHAYONG






Gambar-gambar diatas adalah sedikit dari potensi pariwisata yang ada di desa lohayong yaitu sebuah peralatan perang peninggalan penjajah portugis

Read more...

25 September 2008

Ngabuburit di Malang


Malang, kota sejuk yang terkenal dengan julukan kota apel ini, saat ini menjadi rumah kedua bagiku setelah kota Surabaya, Karena saat ini aku sedang menyelesaikan kuliah di kota ini. Sudah setahun ini aku menetap di kota Malang dan ternyata di kota ini banyak keunikan dan kekhasan yan tidak aku ketemui di kota lain terutama di kota Surabaya.
Salah satu keunikan kota ini banyak terlihat ketika bulan puasa tiba seperti saat ini, yaitu banyaknya penjaja makanan ringan seperti kue dan berbagai macam minuman untuk berbuka puasa. Meskipun hal ini banyak juga terdapat di kota lain, namun Malang tetap mempunyai keunikan tersendiri, karena penjaja makanan ini hampir terlihat di setiap pinggir jalan raya, salah satu tempat yang banyak dikunjungi warga untuk mencari makanan untuk berbuka puasa adalah di sepanjang Jalan Soekarno Hatta.
Di bulan puasa ini Jalan Soekarno Hatta banyak dikunjungi warga yang sedang mencari jajanan untuk berbuka puasa, karena di tempat ini dipenuhi oleh puluhan penjual yang menawarkan berbagai macam jajanan untuk berbuka puasa, mulai dari berbagai maam kue seperti lumpia, martabak, cilok, hingga kerak telor yang merupakan makanan khas dari warga betawi yang berada di Jakarta pun ada di sini, selain berbagai macam kue atau makanan, di tempat ini juga diawarkan berbagai macam minuman yang pasti akan menggugah selera seperti es cendol, es campur hingga es doger yang merupakan minuman khas dari kota Bandung.
Seperti juga warga kota Malang lainnya,saya pun tertarik untuk mencari jajanan untuk berbuka puasa di Jalan Soekarno Hatta. Hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit dari tempat tinggal saya, saya pun tiba di tempat ini. Ketika pertama kali tiba di tempat ini, rasa takjub langsung menghampiri hati saya, karena tempat ini ternyata sangat ramai dengan penjual dan pembeli. Setelah sepeda motor aku parkirkan di tempat yang telah disediakan saya pun bergegas mencari makanan untuk berbuka puasa.
Ternyata mencari makanan untuk berbuka puasa di Jalan Soekarno Hatta tak semudah yang saya bayangkan, selain jumlah makanan yang disediakan sangat banyak dan bermacam-macam jenisnya, jumlah pengunjung yang banyak pun menjadi penghalang untuk membeli makanan dan minuman untuk berbuka puasa karena kita dipaksa harus antri untuk membeli makanan yang kita inginkan. Sambil menunggu makanan yang saya pesan selesai dibuat karena begitu banyaknya pesanan, saya pun berjalan-jalan melihat keadaan sekitar, ternyata antri untuk membeli makanan hampir terjadi di semua stand makanan dan minuman, selain itu di tempat ini oleh pihak pengelola juga disediakan hiburan gratis yaitu konser band-band lokal Malang dan juga diadakan kuis-kuis yang diadakan oleh pihak sponsor yang sepertinya kebanyakan dari produsen rokok terkenal di Indonesia, jadi sambil menunggu makanan yang dipesan selesai di buat dan sambil menunggu waktu berbuka puasa tiba, para pengunjung dapat bersantai dan bersenang- senang dengan hiburan gratis yang telah disediakan.
Akhirnya, waktu magrib pun tiba, bertepatan dengan itu makanan dan minuman yang saya pesan pun selesai, kebetulan makanan dan minuman yang saya pesan adalah dua buah martabak panas dan secangkir es doger. Rasa dahaga dan lapar selama seharian berpuasa pun hilang setelah menyantap kedua makanan ini. Tetapi tidak hanya rasa lapar dan dahaga yang hilang rasa penasaran akan suasana berbuka puasa di Jalan Soekarno Hatta pun hilang karena saya sudah merasakan nikmatnya suasana berbuka dengan ditemani ratusan orang dan berbagai macam hiburan dan makanan di Jalan Soekarno Hatta. Setelah berbuaka puasa, suara adzan sudah saling bersahutan untuk memanggil umat islam untuk melaksanakan sholat maghrib, saya pun memutuskan untuk mengambil sepeda motor dan kembali ke rumah untuk melaksanakan sholat maghrib di rumah dan meninggalkan Jalan Soekarno Hatta yang penuh dengan kenangan ini.
*Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi UMM

Read more...

06 September 2008

Jangan Mem-BLT-kan Zakat


Disaat kenaikan harga BBM yang semakin meningkat, dan pemerintah sudah mulai kebingungan dengan hal apa yang dapat diberikan kepada rakyat, karena program BLT dinilai sudah gagal maka saat inilah gerakan zakat menemukan momentumnya untuk berperan besar mengentaskan rakyat miskin.
Tentu saja, dalam kondisi seperti ini zakat menjadi sangat penting mengingat peruntukan dan pembayarnya sudah sangat jelas. Tentu saja ini gerakan zakat yang dikelola  dengan baik, profesional, dan amanah melalui lembaga-lembaga pengelola zakat. Apalagi dengan didukung jumlah masyarakat muslim di Indonesia dimana 85 % dari 234 juta lebih rakyat Indonesia adalah muslim maka potensi dana dari zakat begitu besar. Fakta ini diperkuat dengan hasil penelitian Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah bekerjasama Ford Foundation yang mengungkapkan potensi dana zakat di Indonesia mencapai Rp.19,3 Triliun dalam bentuk barang (Rp.5,1 T) dan uang (Rp.14,2 T). Sedangkan menurut laporan dari BAZNAS, potensi yang sebegitu besar ini masih 10% saja yang berhasil dikelola oleh berbagai lembaga zakat, sehingga potensi zakat masih sedemikian besarnya
Meskipun begitu besar dana zakat namun dampak dari zakat terutama terhadap penurunan angka kemiskinan kurang Nampak, hal ini karena kebanyakan pembagian zakat di Indonesia masih meniru metode dari BLT (Bantuan Langsung Tunai) dimana kebanyakan zakat di Indonesia masih diberikan langsung dalam bentuk uang utnuk biaya hidup sehari-hari kepada masyarakat yang berhak atau Mustahik. Hal ini dapat diibaratkan seperti memberi ikan kepada orang yang membutuhkan makanan. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa memberi ikan kepada orang yang butuh akan membuat mereka menadahkan tangan secara terus menerus. Dan jika itu menjadi kebiasaan maka mereka akan berpikir bahwa itu adalah hak mereka sebagai rakyat miskin, sehingga dapat menimbulkan mental pengemis kepada masyarakat.
Padahal Zakat, dalam aplikasinya memiliki prinsip yang jelas dalam mengatasi masalah yang ada. Dalam membangun kemandirian, pemberian zakat diberikan kepada mereka yang membutuhkan dengan prinsip “Mengubah mustahik (penerima manfaat/orang yang berhak menerima zakat) menjadi muzakki (orang yang wajib berzakat)”. Ini adalah salah satu upaya penanggulangan masalah yang ‘memberikan kail’ bukan ‘memberikan ikan’ yang memanjakan penerima bantuan. Paradigma mengubah Mustahik menjadi Muzakki ini salah satu contohnya dapat dilakukan dengan memberi zakat dalam bentuk modal usaha.
Zakat dalam bentuk modal usaha ini akan lebih mebuat para Mustahik lebih mempunyai tanggung jawab dalam menggunakan dana yang diberikan oleh para donator atau lembaga amil zakat untuk hal – hal yang berguna seperti mendirikan tempat usaha dan sebagainya yang nantinya akan dapat mengentaskan mereka dari kemiskinan dan dapat mengubah status mereka dari Mustahik menjadi Muzakki. Hal ini karena,zakat dalam bentuk modal usaha ini tidak hanya berorientasi terhadap penyaluran bantuan saja, tetapi juga fokus terhadap substansi persoalan yang dialami oleh masyarakat yaitu pengurangan angka kemiskinan.
Dengan besarnya potensi yang dimiliki oleh zakat ini, Pemerintah sebaiknya juga harus memberikan perhatian lebih kepada aktivis perzakatan yang dengan inovasi dan kreativitasnya mampu melahirkan program-program pendayagunaan dan pemberdayaan masyarakat. Selama ini perhatian pemerintah hanya sebatas memberikan undang-undang tentang zakat yang masih banyak kelemahanya di sana-sini, padahal banyak upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam upaya mendorong agar zakat dapat berperan besar dalam upaya pemberantasan kemiskinan seperti mengamandemen undang-undang zakat yang ada, atau bahkan memberikan zakat kementrian tersendiri sehingga lebih mudah dalam mengelola dana dari zakat.
Oleh karena itu, pemerintah harus menghentikan aksi-aksi charity yang bersifat konsumtif, normatif, dan hanya sekadar formalitas. Seperti yang diperlihatkan oleh kebijakan penyaluran BLT yang hanya melahirkan masyarakat yang berlomba-lomba menjadi miskin. Pemberian bantuan secara cuma-cuma yang dilakukan pemerintahan SBY-Kalla harus segera diganti dengan program yang berbasis kemandirian sebagaimana yang terkandung dalam semangat zakat : “Mengubah Mustahik Menjadi Muzakki”. Itu artinya, pemerintah tidak bisa terus-menerus memanjakan rakyat miskin dengan program sosial pengentasan kemiskinan yang melenakan.
*Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi UMM

Read more...

Koruptor = Hukuman Mati = Efek Jera?


“Beri saya 100 peti mati, dan saya akan mengubur 99 koruptor di negara ini, dan satu lagi akan saya pakai jika saya juga korupsi” - Zhu Ronghzi (Mantan PM China)”.
Wacana hukuman mati bagi para koruptor sebenarnya sudah lama di dengung – dengungkan oleh berbagai pihak di Indonesia, namun akhir-akhir ini wacana ini kembali muncul seiring dengan maraknya eksekusi mati yang dilakukan kepada para pembunuh seperti Sugeng dan Sumiarsih, Rio Alex Bulo, dan Amrozi cs yang akan secepatnya menyusul.
Terlepas dari pro dan kontra akan hukuman mati ini, Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, memungkinkan untuk menjatuhkan hukuman mati bagi koruptor, asal memenuhi kualifikasi tertentu seperti yang dimanatkan UU tersebut, “Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan”. Sejumlah pakar menerjemahkan keadaan tertentu dalam ayat UU tersebut sebagai kondisi yang genting, darurat dan dalam kondisi krisis, juga kondisi yang mengancam kehidupan umat manusia. Jika melihat terjemahan dari para ahli di atas sesungguhnya pantas saja jika para koruptor dihukum mati mengingat Indonesia pun saat ini bisa dikategorikan dalam keadaan tertentu, karena bangsa ini masih berada dalam krisis ekonomi sehingga segala perbuatan yang merugikan Negara dapat dijatuhi hukuman mati.
Meskipun hukuman mati bisa dilakukan bagi koruptor menurut Deni Indrayana, Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi UGM hukuman ini harus ditelaah dari beberapa segi. Segi yang pertama adalah kualitas korupsi, hal ini dilihat dari berapa banyak yang ia korupsi dan apakah ia merupakan koruptor kambuhan atau tidak. Segi yang kedua adalah tanggung jawab pelaku, hal ini berhubungan dengan jabatan yang disandang apakah jabatan yang strategis atau bukan. Segi terakhir adalah subjek pelaku, apakah ia tergolong pelaku utama atau tidak. Namun, persoalannya apakah hukuman mati dapat menimbulkan efek jera koruptor atau apakah pendekatan emosional memberlakukan hukum- an mati menjamin akan mendeletasi korupsi?.
Sebenarnya bukan hal utama memperdebatkan kondisi-kondisi yang memenuhi syarat untuk menjatuhkan hukuman mati bagi koruptor, tapi yang paling penting adalah semangat dan keinginan yang kuat untuk memberantas tindak pidana koropsi. Tapi yang menjadi masalah bukankah sebuah hal ini merupakan sebuah diskriminasi dan suatu bentuk ketidakadilan. Dan tentu kelaparan, busunglapar, kerusuhan sosial/tindak kriminal yang disebabkan oleh kemiskinan yang mengakibatkan korban jiwa yang begitu besar di Indonesia disebabkan oleh praktek-prakter korupsi yang tumbuh subur.
Namun, kita harus sadar bahwa bangsa kita masih belum mampu berbuat keras dan masih belum siap untuk membasmi korupsi sampai ke akar-akarnya karena kita tahu semua bahwa korupsi merupakan kejahatan yang sudah membudaya dan sudah memasuki sendi-sendi kehidupan bangsa kita. Tapi saya cukup yakin kalau suatu saat nanti kita akan mampu melihat hukuman mati bagi para koruptor, namun kita butuh kesabaran karena seperti kita ketahui bahwa lembaga yang terhormat yang diberikewenangan untuk membuat UU, banyak dihuni oleh koruptor, jadi suatu hal yang bisa dibilang mustahil untuk mereka mau mendorong hukuman mati bagi koruptor, kalaupun ada, hanya sebatas wacana, untuk menarik perhatian publik.
*Mahasiswa Jurusan Pendidkan Biologi UMM

Read more...

31 Agustus 2008

Pembelajaran Berbasis Flash


Kesulitan belajar acapkali dialami oleh para siswa baik itu siswa SD, SMP, maupun SMA. Kesulitan belajar ini hampir mereka dapatkan di hampir semua mata pelajaran baik itu di mata pelajaran IPA seperti fisika, kimia, biologi, maupun mata pelajaran IPS seperti ekonomi, sosiologi dan lain-lain.
Dengan banyaknya kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa, maka banyaklah bermunculan lembaga bimbingan belajar atau kursus yang menawarkan berbagai macam bantuan untuk mengatasi kesulitann belajar dari para siswa terhadap berbagai macam mata pelajaran yang mereka merasa kesulitan untuk mempelajarinya.
Selain munculnya berbagai lembaga bimbingan belajar, para siswa pun bisa memanfaatkan berbagai maam media yang relevan untuk pembelajaran salah satu contoh dari media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran adalah Macromedia Flash. Media flash mempunyai banyak keunggulan dibandingkan media yang sejenis terutama Power Point, beberapa keunggulan dari Macromedia Flash adalah: Program khusus untuk membuat animasi, Banyak fasilitas yang tersedia untuk membuat animasi, terdapat bahasa pemrograman untuk menggerakkan teks atau gambar sehingga terlihat lebih interaktif.
Saat ini mungkin banyak orang terutama siswa dan guru menganggap sulit membuat media pembelajaran menggunakan Macromedia Flash, padahal sebenarnya mudah dan tentunya hasil yang didapatkan terasa lebih menarik. Banyak penelitian atau uji coba yang membuktikan bahwa media flash sangat membantu menarik minat siswa untuk mempelajari mata pelajaran terutama mata pelajaran yang saat ini dianggap menakutkan seperti Bahasa Inggris, Matematika untuk lebih mempelajari mata kuliah tersebut karena penyajian dengan menggunakan media flash terbukti lebin menarik siswa sehingga ketika siswa sudah lebih mudah memahami mata pelajaran yang diberikan maka hal ini akan berimbas kepada nilai mereka yang nantinya akan meningkat.
Dengan semakin meningkatnya persaingan global dan kecanggihan teknologi maka para guru diharapkan lebih merespon tuntutan ini dengan berlomba memberikan pembelajaran yang bermutu dan menarik kepada siswa salah satunya dengan menggunakan media flash karena media ini mudah dalam membuatnya dan sudah banyak terbukti dapat meningkatkan nilai dari para siswa karena media ini sangat menarik jika digunakan untuk pembelajaran.
Namun, meskipun media yang digunakan semenarik apapun tetaplah semuanya kembali kepada para siswa, seberapa besar niat mereka untuk bisa menguasai mata pelajaran, karena percuma saja meski didukung dengan media pembelajaran yang semenarik apapun tetaplah tidak akan berguna jika para siswa tidak serius untuk mempelajari mata pelajaran tersebut karena media tersebut tidak aka nada artinya, tetapi jika para siswa tersebut sudah mempunyai keingginan yang tinggi untuk mempelajari mata pelajaran tersebut dan juga didukung dengan media pembelajaran yang menarik, aplikatif dan mudah dimengerti oleh para siswa tersebut maka dapat dijamin bahwa nantinya nilai dari para siswa tersebut akan meningkat, terutama juga yang terpenting adalah mutu dari para siswa tersebut akan meningkat dan dapat bersaing. Apalagi saat ini ditengah nilai UAN yang semakin meningkat dan dirasa memberatkan siswa maa tidak salahnya jika para guru mencoba untuk menggunakan media flash dalam pembelajaran mereka, sehingga diharapkan nantinya para siswa aan lebih mengerti dengan mata pelajaran tersebut dan pada akhirnya para siswa akan mempunyai nilai yang tinggi dan lebih penting lagi dapat lulus UAN.

Read more...

Sekolah Gratis (Dimuat di Surya Sabtu 17 Mei 2008)



Sebelum mengadakan pembelajaran dan untuk mengambil hati masyarakat, kami mengadakan nonton bareng film Denias Senandung di Atas Awan.
Siapa bilang negeri yang sedang ribut mengurusi kenaikan BBM ini bebas dari buta huruf? Di Desa Sukosari, Malang Selatan, sebagian besar tak bisa membaca apalagi menulis. Mereka umumnya berasal dari kalangan tua.

Kami yang pernah KKN di desa ini membuat proposal lomba yang diadakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen Dikti Depdiknas). Proposal ini didikutkan di bidang Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKMM) periode 2008.

Setelah menunggu hampir lima bulan, proposal itu lolos seleksi dan layak didanai Dirjen Dikti. Meski gembira, kami masih harus memutar strategi agar program bisa lancar. Pada tahap awal dibantu seorang guru yang mengajar di satu-satunya sekolah yang ada di Desa Sukosari. Dia guru sekaligus Kepala SD Al Hidayah.

Sebelum mengadakan pembelajaran dan untuk mengambil hati masyarakat, kami mengadakan nonton bareng film Denias Senandung di Atas Awan. Film ini sangat cocok untuk membangkitkan keinginan untuk sekolah. Sayang, karena listrik tak memadai, film ini tak bisa diputar hingga selesai.
Keesokan harinya kami mengadakan lomba khusus untuk anak-anak dengan tema menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus pemberitahuan kepada warga bahwa ada sekolah gratis untuk pemberantasan buta huruf di desa mereka.

Pada waktu pelaksanaan, kami sempat pesimistis melihat peserta yang datang sangat kurang dari target. Namun lama-lama peserta yang datang semakin banyak. Rasanya tak sia-sia kami harus datang ke desa di atas bukit ini.
Melihat warga bersemangat belajar meski dengan susah payah, semua lelah terbayar. Apalagi ketika mereka ikut ujian dan mendapat sertifikat melek aksara. Meskipun program ini telah selesai namun pengalaman yang saya dapatkan di Desa Sukosari membuat terkesan. Warga yang sederhana ini dengan tulus belajar bersungguh-sunggu

Read more...

26 Agustus 2008

Jiwa Bonek di Kandang Aremania (Dimuat di Surya 08 September 2008)


Surabaya merupakan kota tempat aku dibesarkan sejak kecil, meskipun aku tidak terlahir di Surabaya namun sejak kecil hingga SMA kuhabiskan masa-masa indahku di kota pahlawan ini, sehingga kota ini begitu berkesan bagiku. Selain kultur budaya kehidupan yang unik, yang aku paling kagumi dari kota ini adalah militansi dari Bonek. Ya, bonek adalah kepanjangan dari bondo nekat, sebutan untuk para pendukung dari klub sepakbola kebanggan dari masyarakat Surabaya. Dahulu di kota Surabaya terdapat dua klub besar yaitu Mitra Surabaya dan Persebaya Surabaya sehingga warga sempat terbelah, ada sebagian yang mendukung Mitra Surabaya dan ada sebagian juga yang mendukung Persebaya Surabaya, namun seiring hengkangnya klub Mitra Surabaya dari kota Surabaya, maka otomatis satu-satunya klub yang diidolakan warga Surabaya, hanyalah Persebaya Surabaya.
Berbicara mengenai Persebaya Surabaya, maka saya juga bisa dianggap sebagai salah seorang bonek yang sangat mencintai dan mendukung langkah perjuangan dari klub Persebaya. Sejak kecil saya selalu mengikuti langkah perjuangan dari persebaya baik menonton langsung dari dalam stadion, maupun mengikuti perkembangan dari persebaya baik dari media cetak maupun media internasional, pokoknya kalau ada berita tentang persebaya, saya tidak akan pernah ketinggalan, bahkan bisa dibilang militansi saya melebihi orang-orang yang dilahirkan ataupun asli warga Surabaya.
Dimulai dari era seorang Aji Santoso yang kini melatih tim PON Jatim, hingga saat ini tim persebaya yang dikomandani seorang Bejo Sugiantoro, saya selalu intens mengikuti perkembangan dari Persebaya. Banyak suka duka sejak kecil yang saya rasakan selama mengikuti perkembangan klub Persebaya, dimulai dari Persebaya menjadi juara Liga Indonesia yang ke 3, terdegradasinya klub ini ke divisi satu, pengunduran diri dari babak 8 besar liga Indonesia di Jakarta karena alas an keamanan hingga musim ini dimana Persebaya tidak bisa mengikuti Superleague, semuanya saya ikuti, rasakan dan alami.
Gembira ketika melihat persebaya sukses dan sedih ketika melihat persebaya gagal sudah sering saya alami dan rasakan. Hal ini menunjukan bahwa memang saya benar-benar cinta sama Persebaya bahkan cinta saya mungkin seperti emas 24 karat kepada Persebaya. Meskipun saya cinta mati kepada Persebaya namun tetap saya tidak pernah berlaku anarkis ketika persebaya menderita kekalahan, meskipun saya sedih namun saya tetap menerima hal ini sebagai bagian dari konsekuensi adanya sebuah permainan. Meskipun banyak teman-teman bonek saya yang berbuat anarkis ketika melihat tim kesayangganya menderita kekalahan, saya menganggap hal itu hanyalah salah satu bentuk kecintaan mereka kepada Persebaya meskipun sebenarnya hal tersebut salah dan tidak bisa dibenarkan.
Meskipun dahulu terkenal sebagai supporter yang anarkis namun teman-teman bonek saya saat ini sudah banyak sekali bersikap dewasa, saat ini para bonek sudah bersikap dewasa menerima kekalahan dari Persebaya meskipun secara tidak langsung hal ini merupakan efek dari sangsi yang diberikan komisi disiplin PSSI namun saya tetap salut kepada teman-teman bonek yang sudah bisa berubah bersikap lebih dewasa.
Namun sayang semua kenangan indah di atas akan sulit lagi kuulangi terutama menonton pertandingan dari Persebaya langsung dari dalam stadion, hal in karena selepas SMA saya melanjutkan kuliah di kota Malang, sehingga otomatis saya akan jarang menonton pertandingan persebaya langsung dari daan stadion, karena terkendala jarak dan kesibukan kuliah yang menyita banyak waktu saya. Meskipun saya saat ini jarang menonton langsung Persebaya, namun saya tetap intens melihat perkembangan dari Persebaya baik melalui Koran ataupun dari Internet, harapan saya semoga Persebaya bisa menjuarai divisi utama dan masuk ke superleague habitat asli dari persebaya Amin. Bravo Persebaya, Bravo Bonek

*Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi UMM

Read more...

21 Agustus 2008

Banyak Parpol, Banyak Janji


Partai politik peserta pemilu 2009 membengkak menjadi 44 partai dengan rincian 38 partai nasional dan 6 partai lokal di Aceh. Jumlah ini mengalami kenaikan dari yang sebelumnya hanya 40 partai yang mengikuti pemilu 2009, hal ini terjadi karena ada 4 partai lama yang memenangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi dan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) untuk menikuti Pemilu 2009, keempat partai itu adalah Parati Merdeka yang mendapat nomor urut 41, PNUI nomor 42, PSI nomor 43, dan Partai Buruh nomor 44.
Dengan bertambahnya jumlah parpol menjadi 44 parpol peserta pemilu 2009, akan membawa beberapa macam dampak baik yang positif ataupun negatif bagi masyarakat yang akan meilih dalam pemilihan umum 2009. Dampak positif dari banyaknya jumlah partai dintaranya adalah masyarakat akan mempunyai lebih banyak pilihan dalam menyampaikan aspirasinya ataupun masyarakat akan lebih mempunyai banyak pilihan partai manakah yang sesuai dengan hati mereka dan serius memperjuangkan nasib mereka.
Selain mempunyai dampak positif, banyaknya jumlah partai juga akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat, salah satu dampak negatif dengan banyaknya jumlah partai politik banyaknya janji dan bualan yang akan diterima oleh masyarakat. Meskipun semua partai politik tersebut mengaku akan berjuang untuk kepentingan rakyat tetapi tetap saja tujuan akhir dari semua partai tersebut adalah untuk mendapatkan kekuasaan, mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan kekuasaan dengan mangatasnamakan membela kepentingan rakyat, namun tujuan akhirnya adalah demi kekayaan pribadi.
Keberadaan parpol yang banyak ini akan menimbulkan berbagai macam “perang janji” yang akan diberikan kepada masyarakat melalui berbagai macam media baik janji melalui media cetak, elektronik, kampanye terbuka dan lain-lain. Dengan kualitas masyarakat Indonesia yang masih rendah dalam bidang pendidikan dan ekonomi dipastikan akan banyak masyarakat Indonesia masih tetap saja akan tergiur dengan berbagai macam janji yang akan diungkapkan oleh partai politik apalagi jika partai politik tersebut berjanji akan mengrametiskan biaya pendidikan, kesehatan, maka hampir dipastikan partai olitik yang menganut paham seperti ini akan lebih populer di masyarakat, namun tetap saja jikalau nanti terpilih para pemimpin partai politik ini akan kembali melupakan janji yang pernah ia sampaikan kepada masyarakat.
Seakan tidak banyak belajar dari kesalahan masa lalu masyarakat Indonesia dari pemilu ke pemilu tetap saja hanya mengandalkan janji dari partai politik selama masa kampanye, banyak masyarakat yang tidak melakukan tinjauan kritis terhadap janji yang diberikan parpol tersebut masyarakat sepertinya hanya diam termangu dan selalu mengiyakan janji partai politik yang ternyata hanya sebatas janji tersebut dan lebih parah lagi banyak partai politik yang justru menjadikan keluguan masyarakat ini sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan dan kekayaan pribadi.
Dalam pemilu 2009, partai politik saat ini seharusnya tidak lagi menganut parradigma hanya mengobral janji untuk mendapatkan suara dari masyarakat, karena masyarakat saat ini sudah semakin sedemikian kritisnya untuk memahami janji-janji yang diberikan oleh partai. Masyarakat saat ini sudah tidak lagi mempedulikan janji janji kosong yang diucapkan oleh setiap partai politik di saat kampanye tetapi masyarakat yang sekarang hanya ingin menunggu bukti.
Melihat kecendrungan masyarakat saat ini yang sudah mulai kritis terhadap janji-janji yang diberikan oleh parpol, seharusnya partai politik yang akan berlaga nanti di pemilihan umum 2009 harus melakukan introspeksi dari dalam maupun dari luar partai agar partai yang dia perjuangkan tetap eksis dan tidak ditinggalkan oleh para pemilihnya.
Semua partai politik saat ini harus menyadari bahwa saat ini yang dipilih oleh masyarakat hanyalah partai-partai yang memang serius untuk memperjuangkan nasib masyarakat bukan partai-partai yang hanya mengandalkan tokoh atau juga hanya mengandalkan janji-janji yang hanya kosong belaka. Partai politik saat ini harus lebih banyak berbuat, harus lebih banyak turun untuk membantu berbagai kesulitan masyarakat.
Mengutip sebuah iklan dari salah seorang ketua umum partai politik yang juga akan mengikuti pemilihan umum pada tahun 2009 bahwa “Hidup adalah Perbuatan” maka ajang pemilu yang akan dilakukan tahun depan adalah juga merupakan perbuatan bagi seluruh komponen partai politik jika masih tetap ingin bertahan dan dipilih oleh masyarakat.
Perbuatan dalam hal ini adalah berbuat untuk membantu kesulitan masyarakat, berbuat untuk mensejahterakan masyarakat, berbuat untuk membuat rasa aman pada diri masyarakat dan masih banyak perbuatan-perbuatan lain yang tujuan utamanya adalah untuk kepentingan masyarakat umum, bukan untuk kepentingan dari segolongan masyarakat atau segolongan pihak-pihak tertentu yang nantinya justru akan mencoreng nama baik dari partai politik tersebut.
Sebagai seorang rakyat biasa saya hanya ingin partai politik tetap diperdulikan oleh rakyat, karena kecendrungan saat ini rakyat sudah tidak peduli lagi dengan partai politik atau proses pemilihan umum itu sendiri, hal ini dapat dilihat dari banyaknya golput dalam setiap pemilihan kepala daerah di Indonesia, hal ini menunjukan bahwa rakyat sudah tidak perduli lagi dengan pemilihan umum, dengan partai politik, ataupun dengan calon-calon pemimpin yang kebanyakan hanya mengobral janji kepada masyarakat. Masyarakat sudah merasa capek dengan semua janji – janji yang diungkapkan dalam masa kampanye, masyarakat hanya butuh adanya perubahan dalam segala bidang, baik itu dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, masyarakat juga hanya butuh pemimpin yang benar-benar bekerja sepenuhnya untuk mensejahterakan rakyat, bukan pemimpin-pemimpin yang hanya bisa berjanji di atas podium dengan janji-janji manis yang seolah memberikan harapan baru ketika ia terpilih nanti, tapi nyatanya ketika sudah terpilih, pemimpin tersebut seakan melupakan janji-janji manis yang ia ucapkan ketika masa kampanye berlangsung. Banyak contoh pemimpin yang ketika kampanye berjanji bagaikan seorang malaikat yang akan membawa perubahan bagi masyarakat namun ketika dia sudah berada di kursi pemimpin atapak itu bupati, gubernur, bahkan residen dia akan lupa terhadap janji janji diwaktu dia berkampanye karena dia sudah larut dalam empknya kursi pejabat.
Oleh karena itu, kepada semua partai politik bebuatlah, bekerjalah sepenuhnya demi kepentingan rakyat, jangan hanya mengobral janji kepada masyarakat, karena masyarakat saat ini sudah lagi tidak menginginkan janji tapi hanya ingin menginginkan bukti perubahan yang dapat dibawa oleh partai politik, jika hal ini dilakukan oleh partai politik, niscaya dukungan dari rakyat akan sendirinya mengalir pada partai politik tersebut. Jika parpol tetap saja hanya mengobral janji dalam mencari dukungan kepada rakyat, maka jangan salahkan jika nanti partai politik tidak akan mendapat dukungan dari rakyat dan juga jangan salahkan jika nanti pemilihan umum 2009 tidak akan diperdulikan oleh masyarakat, karena masyarakat sudah lelah dengan janji.

Read more...

Lebah dan Pengusaha


Di antara makhluk paling memukau di alam ini adalah lebah madu, makhluk mungil yang menghidangkan kita sebuah minuman yang sempurna, yaitu madu yang dihasilkannya.
Lebih Hebat dari Ahli Matematika
Lebah madu hidup sebagai koloni dalam sarang yang mereka bangun dengan sangat teliti. Dalam tiap sarang terdapat ribuan kantung berbentuk heksagonal atau segi enam yang dibuat untuk menyimpan madu. Tapi, pernahkah kita berpikir, mengapa mereka membuat kantung-kantung dengan bentuk heksagonal?
Para ahli matematika mencari jawaban atas pertanyaan ini, dan setelah melakukan perhitungan yang panjang dihasilkanlah jawaban yang menarik! Cara terbaik membangun gudang simpanan dengan kapasitas terbesar dan menggunakan bahan bangunan sesedikit mungkin adalah dengan membuat dinding berbentuk heksagonal.
Mari kita bandingkan dengan bentuk-bentuk yang lain. Andaikan lebah membangun kantung-kantung penyimpan tersebut dalam bentuk tabung, atau seperti prisma segitiga, maka akan terbentuk celah kosong di antara kantung satu dan lainnya, dan lebih sedikit madu tersimpan di dalamnya. Kantung madu berbentuk segitiga atau persegi bisa saja dibuat tanpa meninggalkan celah kosong. Tapi di sini, ahli matematika menyadari satu hal terpenting. Dari semua bentuk geometris tersebut, yang memiliki keliling paling kecil adalah heksagonal. Karena alasan inilah, walaupun bentuk-bentuk tersebut menutupi luasan areal yang sama, material yang diperlukan untuk membangun bentuk heksagonal lebih sedikit dibandingkan dengan persegi atau segitiga. Singkatnya, suatu kantung heksagonal adalah bentuk terbaik untuk memperoleh kapasitas simpan terbesar, dengan bahan baku lilin dalam jumlah paling sedikit.
Hal lain yang mengagumkan tentang lebah madu ini adalah kerjasama di antara mereka dalam membangun kantung-kantung madu ini. Bila seseorang mengamati sarang lebah yang telah jadi, mungkin ia berpikir bahwa rumah tersebut terbangun sebagai blok tunggal. Padahal sebenarnya, lebah-lebah memulai membangun rumahnya dari titik yang berbeda-beda. Ratusan lebah menyusun rumahnya dari tiga atau empat titik awal yang berbeda. Mereka melanjutkan penyusunan bangunan tersebut sampai bertemu di tengah-tengah. Tidak ada kesalahan sedikitpun pada tempat di mana mereka bertemu.
Lebah juga menghitung besar sudut antara rongga satu dengan lainnya pada saat membangun rumahnya. Suatu rongga dengan rongga di belakangnya selalu dibangun dengan kemiringan tiga belas derajat dari bidang datar. Dengan begitu, kedua sisi rongga berada pada posisi miring ke atas. Kemiringan ini mencegah madu agar tidak mengalir keluar dan tumpah.
Berkomunikasi dengan Menari
Untuk mengisi kantung-kantung ini dengan madu, lebah harus mengumpulkan nektar, yakni cairan manis pada bunga. Ini adalah tugas yang sangat berat. Penelitian ilmiah terkini mengungkapkan bahwa untuk memproduksi setengah kilogram madu, lebah harus mengunjungi sekitar empat juta kuntum bunga. Mendapatkan bunga-bunga ini pun adalah pekerjaan berat tersendiri. Oleh karenanya, koloni lebah memiliki sejumlah lebah pemandu dan lebah pencari makan.
Bagaimana lebah pencari makan menemukan bunga di wilayah yang begitu luas dibanding ukuran tubuh mereka?
Bagaimana mereka menemukan jalan kembali ke sarang tanpa tersesat? Bagaimana mereka memberitahu lebah-lebah lain tentang arah sumber bunga? Tatkala kita berusaha menjawab beragam pertanyaan ini, kita akan sampai pada kenyataan yang sungguh menakjubkan.
Ketika seekor lebah telah menemukan sumber bunga, maka tugas berikutnya dari lebah pemandu ini adalah untuk kembali ke sarang dan memberitahu lebah-lebah lain tentang lokasi di mana ia menemukan kumpulan bunga tersebut. Segera setelah lebah pemandu kembali ke sarangnya, ia mulai memberitahukan lokasi sumber bunga yang ia temukan kepada lebah-lebah lain. Pertama, ia membiarkan lebah-lebah lain mencicipi sedikit nektar yang ia kumpulkan dari bunga untuk memberitahu mereka tentang kualitas nektar tersebut. Lalu ia memulai tugas utamanya, yakni menjelaskan arah menuju sumber bunga. Ia melakukan ini dengan cara yang sangat unik, yaitu dengan tarian. Lebah pemandu mulai menari di tengah-tengah sarang dengan menggoyangkan badannya. Sulit dipercaya, tapi gerakan dalam tarian ini memberikan lebah-lebah lain informasi tentang lokasi sumber bunga. Misalnya, jika tarian berupa garis lurus ke arah bagian atas sarang, maka sumber makanan tepat mengarah ke arah matahari. Jika bunga berada pada arah sebaliknya, lebah akan membuat garis ke arah tersebut. Jika lebah menari ke arah kanan, maka ini menunjukkan bahwa sumber bunga berada tepat sembilan puluh derajat ke arah kanan.
Tetapi ada satu pertanyaan, lebah menjelaskan arah tersebut berdasarkan posisi matahari, padahal posisi matahari terus berubah. Setiap empat menit matahari bergeser satu derajat ke barat, faktor yang mungkin menurut anggapan orang diabaikan lebah dalam penentuan arah ini. Tapi, pengamatan menunjukkan bahwa lebah-lebah ini juga memperhitungkan pergerakan matahari. Ketika lebah pemandu memberitahu arah lokasi bunga, dalam setiap empat menit, sudut yang mereka beritahukan juga bertambah satu derajat ke barat. Berkat perhitungan yang luar biasa ini, para lebah tidak pernah tersesat.
Lebah pemandu tak hanya menunjukkan arah sumber bunga, tetapi juga jarak ke tempat tersebut. Lama waktu tarian dan jumlah getaran memberi petunjuk kepada lebah-lebah lain tentang jarak ini secara akurat. Mereka membawa perbekalan sari-sari makanan yang sekedar cukup untuk menempuh jarak ini, dan kemudian memulai perjalanan.
Perilaku mengagumkan dari para lebah ini telah diuji dalam sebuah penelitian di California. Dalam penelitian ini, tiga wadah berisi air gula diletakkan di tiga tempat yang berbeda. Sesaat kemudian, lebah-lebah pemandu menemukan sumber makanan tersebut. Lebah pemandu yang mendatangi wadah pertama diberi tanda titik; yang mendatangi wadah kedua ditandai dengan garis, dan yang mendatangi wadah ketiga diberi tanda silang. Beberapa menit kemudian, lebah-lebah dalam sarang tampak mengamati dengan cermat para lebah pemandu ini. Para ilmuwan lalu memberi tanda titik pada lebah-lebah yang mengamati lebah pemandu bertanda titik, dan demikian halnya, mereka juga memberi lebah-lebah lain tanda yang sama dengan yang ada pada lebah pemandu yang mereka amati. Beberapa menit kemudian, lebah-lebah bertanda titik mendatangi wadah pertama, yang bertanda garis tiba di wadah kedua dan yang bertanda silang di wadah ketiga. Jadi, terbukti bahwa lebah-lebah dalam sarang menemukan arah berdasarkan informasi yang sebelumnya telah disampaikan oleh lebah-lebah pemandu.
Segala fakta ini hendaknya direnungkan dengan seksama. Dari mana lebah-lebah memperoleh kemampuan berorganisasi yang menakjubkan? Bagaimana seekor serangga mungil yang tak memiliki kecerdasan atau sarana berpikir mampu bertugas sebagai pencari makanan? Bagaimana ia dapat berpikir untuk mencari sumber makanan dan kemudian memberitahukannya kepada rekan-rekan sesarangnya? Bahkan jika ia dianggap mampu memikirkannya, bagaimana ia dapat menciptakan tarian untuk memberitahu yang lain tentang lokasi dan jarak sumber makanan? Bagaimana lebah-lebah dalam sarang mampu memahami arti gerakan dan getaran rumit dari lebah-lebah pemandu ?
Teori Evolusi Darwin yang mengklaim bahwa kehidupan di bumi terjadi secara kebetulan, tak mampu menjawab beragam pertanyaan ini. Segala keahlian khusus lebah ini menunjukkan bahwa Penciptanya telah memberikan semua sifat ini kepada mereka.
Allah menciptakan, dan mengilhami mereka untuk melakukan pekerjaan mereka. Fakta ini dinyatakan dalam Alquran: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Tuhan, bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl, 16: 68-69)
Dari berbagai macam keistimewaan lebah diatas dapat disamakan dengan cirri-ciri yang harus dimiliki oleh pengusaha diantaranya:
1. Sabar
Sebagai seorang pengusaha kita harus mengikuti kesabaran yang dimiliki oleh lebah dimana mereka dengan sabar menyelesaikan sarang mereka hingga terbentuk sarang yang didalamnya terdapat madu yang merupakan hasil kerjasama dari lebah secara berkelompok begitu juga seorang pengusaha harus sabar dalam membangun usaha nya karena usaha tidak bisa dibangun dengan mudah dan cepat.
2. Kerja keras
Lebah bekerja keras dalam membangun sarang yang dia miliki bagaimana lebah mennncarinya di bunga satu ke bunga yang lainnya hingga akhirnya terbentuk sarang. Begitu juga dengan pengusaha harus bekerja keras dalam membangun bisnisnya harus membangun dari yang terkecil dahulu dengan sabar kemudian akhirnya akan menjadi usaha yang besar seperti sarang dari lebah yang awalnya kecil lalu menjadi besar.
3. Kerja sama
Lebah dalam membangun sarangnya selalu bekerja sama dengan lebah lainnya dalam satu koloni mereka mempunyai pembagian kerja yang jelas antara lebah yang bertugas mencari madu, melindungi sang ratu dll. Hal ini juga harus dimiliki oleh seorang pengusaha dimana dalam membangun bisnis nya harus bekerja sama dengan berbagai pihak dan ada pembagian yang jelas dalam membangun bisnisnya seperti: ada yang bertugas di bidang pemasaran, keuangan dll. Sehingga bisnis yang ia alami akan menjadi besar.
4. Bermanfaat
Lebah mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia diantaranya, menghasilkan madu, propolis dll. Singkat kata lebah mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Sepert itulah seharusnya seorang pengusaha dia harus berguna bagi semua orang, berguna bagi lingkungan dll. Sehingga bisnis yang ia jalani akan tetap bertahan dan tidak mudah goyah.

Read more...

Problematika Guru


Profesi guru selalu mendapat sorotan dari banyak kalangan. Apakah itu berupa pujian dan sanjungan atau berupa keprihatinan, bahkan tak jarang kritikan-kritikan pedas. Sorotan yang dilontarkan oleh berbagai pihak kepada guru tentu memberi dampak positif maupun negative. Dampak positifnya yaitu membuka mata dan menggerakan hati pejabat penentu kependidikan di lingkungan kependidikan untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi guru dan sekolah.
Dalam membuat atau menetapkan aturan kiranya suara guru perlu didengarkan. Karena sudah barang tentu para gurulah yang mengalami seluruh permasalahan secara langsung. Tidak jarang, guru bersama kepala sekolah banyak mengalami kesulitan dalam upayanya mencerdaskan anak bangsa. Di samping itu, bantuan yang diberikan kepada sekolah belumlah merata. Ada sekolah yang mampu namun mendapatkan bantuan dari berbagai sumber, sedangkan sekolah yang sangat membutuhkan bahkan tidak mendapatkan bantuan sama sekali.sungguh aneh jika bantuan terhadap sekolah hanya berdasarkan lobi-lobi atau kedekatan semata. Semestinya penentu kebijakan, baik pusat maupun daerah, memperhatikan usul dan keluhan pihak sekolah, diikuti pengecekan ke lapangan guna mengumpulkan bahan pertimbangan, untuk selanjutnya membuat skala prioritas, sekolah mana yang lebih mendesak untuk diberi bantuan.
Selain itu, para guru sangat mendambakan penyegaran dengan mengikuti pelatihan-pelatihan guna menambah wawasan, baik pada skala nasional maupun regional. Ini sangat penting agar guru tetap dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan pendidikan. Problem lain yang sering dihadapi sekolah yaitu tidak tersedianya guru mata pelajaran tertentu. Akibatnya terpaksa guru yang tidak memiliki kompetensi mengajar mata pelajaran tertentu. Jika hal ini dibiarkan terlarut-larut tentu akan berdampak negative pada hasil belajar siswa. Dalam hal menetapkan aturan, pemerintah dan instansi terkait hemdaknya tidak terburu-buru. Di samping itu perlu ada sosialisasi sebelum aturan tersebut diberlakukan. Dengan demikian pihak sekolah atau pun guru dapat bernafas untuk mencari langkah-langkah maupun strategi yang akan dilakukan sehinggga aturan tersebut dapat diterapkan secara optimal.
Dampak negatif dari semua masalah ini yaitu bila yang selalu dipersalahkan adalah para guru, dikhawatirkan guru akan menjadi pasrah menerima nasibnya. Padahal kita tahu hal tersebut disebabkan berbagai factor. Untuk itu mari kita renungkan bersama, apa dan bagaimana cara menemukan solusi problem guru dan sekolah. Pada giliranya nanti, pasti mutu pendidikan di bumi Nusantara ini meroket dan mampu bersaing dengan Negara-negara di belahan dunia lain.

Read more...

Sistem Intership


Untuk dapat menghadapi tantangan pembangunan dan globalisasi pelaku pndidikan senantiasa harus dinamis dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.hal ini harus dimulai dari LPTK yang nantinya akan mendidik calon-calon guru. Namun demikian, dalam menempuh jenjang pendidikan keguruan berbagai masalah dialami oleh para calon guru baik secara external maupun internal oleh karena itu diburuhkan sistem intership untuk mempersiapkan calin guru yang profesional .

Konsep Intership Kependidikan

Intership adalah suatu tahap persiapan profesional di mana seorang siswa yang hampir menyelesaikan studinya secara formal bekerja di lapangan di bawah supervisi yang kompeten dari seorang administrator (practicing administrator) dan dari seorang profesional school representatif selama jangka waktu (block of time)
Dengan maksud mengembangkan kompetensi dalam melaksanakan tanggung jawab kependidikan.
Intership kependidikan harus memenuhi persyaratan-persyaratan :
1.Pengalaman lapangan yang diperoleh oleh siswa selama intership adalah bagian integral dari pendidikan profesional dalam rangka melengkapi program persiapan profesional secara formal.
2.Intership dilaksanakan dalam bentuk block of time, sekurang-kurangnya selama satu semester penuh (full-time) atau yang ekuivalen dengan jumlah SKS yang telah ditentukan.
3.Siswa diharapkan melaksanakan tanggung jawab secara nyata dan terus menerus di dalam situasi lapangan di bawah supervisi seorang administrator yang kompeten.
4.Dewan Pembina Lapangan (Board of Education) turut menunjang program pada tingkat penentuan kebijaksanaan.
5.Perguruan Tinggi (profesional school) bertindak selaku sponsor progaram dan juga membantu melakukan supervisi
6.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengenali dan turut membantu pelaksanaan progaram intership di wilayanya secara keseluruhan
7.Asosiasi Tenaga kependidikan tingkat nasional maupun daerah mendukung dan menghendaki intership sebagai bagian dalam persiapan praktisioner dan sebagai bagian tuntutannya terhadap anggota dalam asosiasi tersebut.

Istilah intership berbeda dengan istilah ”apprenticeship” dan istilah externship. Antara intership dan apprenticeship memang ada persamaan tetapi lebih banyak perbedaanya. Persamaanya adalah bahwa kedua-duanya berkenaan dengan pengalaman langsung pada jabatan (direct on the-job experience). Perbedaanya terletak pada timing dan tingkat kesulitan. Titik berat program apprentischep adalah pengembangan eksekutif atau bimbingan karier bagi guru-guru sekolah. Kegiatan para calon guru bukan sebagai latihan formal, melainkan hanya melakukan eksploitasi dan observasi saja. Sedangkan titik berat intership adalah pengalaman belajar di lapangan sebagai akhir dari program persiapan

formal sebelum menempati jabatan sebagai tenaga kependidikan. Antara intership dan externship pada dasarnya berbeda hanya pada terminologi saja, oleh sebab ada externship para peserta bertempat tinggal di luar sekolah atau di masyarakat atau di kampus dan sehari-hari pergi ke sekolah melaksanakan tugas-tugasnya.
Perbedaan itu tidak nampak lagi, oleh karena umumnya latihan dalam bidang pendidikan yang interns tak pernah bertempat tinggal terus menerus di sekolah, berbeda dengan praktek dalam bidang kedokteran.

TUJUAN INTERSHIP KEPENDIDIKAN

Disimpulkan berdasarkan penelitian yang sudah ada tentang sistem intership dalam rangka mempersiapkan terbentuknya calon guru yang profesional adalah sebagai berikut:
1.Tujuan yang utama adalah pengembangan para peserta.
2.Tujuan yang bersifat pengabdian profesional.
3.Intership memberikan kesempatan untuk mengetes program profesional perguruan tinggi terhadap realita lapangan.
4.Para administrator sponsor memperkaya kemampuanya berkat bantuan dari staf perguruan tinggi.
5.Intership membantu para peserta mengembangkan perasaan etik profesional
6.Intership dapat juga dilihat sebagai alat untuk menilai kemampuan administratif

Selain itu untuk menjawab pertanyaan: Pengaruh-pengaruh yang mungkin diberikan oleh intership dalam bidang kependidikan sebagai suatu alat persiapan profesional bagi para tenaga kependidikan. Pertanyaan ini dijabarkan menjadi sub-sub pertanyaan yang berkenaan dengan: tujuan intership, pengaruhnya terhadap peserta, pengaruhnya terhadap perguruan tinggi, pengaruhnya terhadap tenaga kependidikan, pengaruhnya terhadap masyarakat.

PENGARUH TERHADAP PESERTA

Berdasarkan hasil penelitian ternyata intership besar pengarunya terhadap para peserta dalam hal-hal sebagai berikut:
1.Appresiasi tentang nilai riset
2.Pemahaman tentang tanggumg jawab fungsional dari departemen pendidikan
3.Pengertian tentang nilai pertemuan dengan masyarakat
4.pendapat tentang macam-macam timgkat administrasi
5.pemahaman terhadap peranan Kepala Sekolah
6.Pengembangan jaminan personal
7.Tinjauan yangg lebih luas tentang hubungan sekolah-masyarakat
8.Praktek dalam pengrekrutan ketenagaan
9.Bermaknma terhadap perbaikan instruksional
10.Pendapat tentang kegiatan kerja Dewan Pendidikan sekolah
11.Pengetahuan tentang bagaimana suatu konsep baru dalam pendidikan dapat diterapkan ke dalam kurikulum sekolah




PENGARUH TERHADAP PERGURUAN TINGGI

Tujuh dari delapan Universitas di Middle Atlantic Region menjadikan intership sebagai suatu course of study, kendatipun tidak semua staf universitas menerimanya sebagai a full fleged partner in the preparation program. Gagasan intership adalah tolerated than respected sebagai suatu alat instruksional. Kehadiran intership menimbulkan efek di mana tenaga (profesor) terpaksa mengurangi beban m,engajarnya atau menyediakan waktu yang tidak sedikit untuk mengunjungi sekolah dan menyediakan leteratur intership. Satu hal yang mendorong persetujuan mereka adalah, karena intership menjalin hubungan antara Perguruan Tinggi dan Sekolah, mempunyai aspek praktis dalam administrasi pendidikan, dan pemecahan berbagai masalah. Di balik itu, penempatan interns menimbulkan keadaan konflik dengan kebijaksanaan kepromosian tenaga dari dalam dan di pihak lain menimbulkan kekhawatiran menurunya moral staf, sehingga sekolah tidak bersedia atau enggan bertindak sebagai sponshorship. Penanggulangan masalah ini dilakukan antara lain dengan jalan mengadakan seleksi bersama dengan administrator yang kelak akan bertindak sebagai pemimpin para peserta tersebut.
Pengaruh yang paling berharga bagi universitas adalah terjalinya hubungan dengan pihak lapangan secara baik, dalam bentuk hubungan foemal atau informal. Hubungan secara timbal balik ini menguntungkan kedua belah pihak.

PENGARUH TERHADAP TENAGA KEPENDIDIKAN

Pelaksanaan intership meminta krjasama dengan kerabat seprofesi, yakni para guru, pemilik dan ttenaga kependidikan non guru lainya. Melalui interaksi yang baik, maka terjadi pengaruh timbal balik baik kepada mahasiswa, peserta maupun bagi pihak-pihak lainya itu. Guru dan penilik ternyata memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yabg sebelumnya tidak demikian. Hai ini wajar karena secara kebetulan umumnya guru sekolah dasar dan penilik yang membimbiing mahasiswa di lapangan belum memperoleh tingkat pendidikan sarjana. Pengetahuan teoririk terutama yang berkenaan dengan pembaharuan pendidikan menjadi madukan yang berharga bagi guru dan penilik bersangkutan.
Kendatipun pengaruh ini belum terukur, namun sudah dapat dipastikan bahwa guru dan penilik dan kepala sekolah memperoleh masukan keilmuan berupa informasi dalam bidang ilmu pendidikan yang langsung ataupun tak langsung turut memperkaya perbendaharaan keilmuan bagi yang bersangkutan, yang pada giliranya turut meningkat mutu kemampuan profesionalanya. Komsep-konsep, prinsip, generalisasi dan teori yang terkandung dalam ilmu pendidikan, secara tak berencana dapat diserap oleh para guru, kepala sekolah dan penilik. Dengan kata lain, dalam berbagai kesempatan tenaga kependidikan di lapangan punya kesempatan belajar dari para peserta internship dan karenanya merupakan pengaruh program internship terhadap tenaga kependidikan bersangkutan.

PENGARUH TERHADAP MASYARAKAT

Pelaksanaan program internship juga berarti melakukan pengabdian profesional kepada masyarakat, misalnya masyarakat pedesaan. Para peserta melakukan berbagai kegiatan, antara lain: pemberantasan buta aksara, pembinaan taruna karya, gotong royong memelihara kebersihan dan keindahan, memberikan ceramah, latihan PKK,

pertandingan olah raga, mengerjakan administrasi desa, mendirikan perpustakaan desa. Kendatipun belum ada data otentik tentang masalah ini, namun bukti=bukti terkumpul menunjukkan bahwa program intership memberikan pengarun tertentu terhadap pembangunan masyarakat desa.Bersumber dari informasi tentang respon dan sikap masyarakat yang telah pernah menerima para peserta internship kita memperoleh gambaran bahwa pwngaruh itu memang nyata adanya.
Pengaruh tersebut tidak hanya terbatas di kalangan masyarakat luas,namun pengaruhnya sampai pada kehidupan keluarga, institusi masyarakat, kelompok pemuda dan kaum wanita bahkan murid-murid sekolah terpengaruh kendatipun pada tingkat minimal. Tentu saja hingga mana pengaruh itu terjadi dan berapa besar pengaruhnya, kiranya dapat kita jadikan suatu masalah dalam penelitian tersensiri.
Pengaruh intership terhadap sistem ekonomi juga mulai terasa, oleh sebab para mahasiswa selama satu atau dua bulan bertempat tinggal di desa/di limgkungan masyarakat di mana menyewa atau kost dan membelanjakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan situasi ini, para pedagang kecil dan para pemilik rumah yang kebetulan kosong dan menerima para peserta terjadi perilaku kegairahan tertentu. Memang tadinya diharapkan agar para peserta bertempat tinggal di rumah-rumah guru dengan maksud di samping para peserta memperoleh pengalaman profeional dari masyarakat pendidik, tetapi juga secara tak langsung turut meringankan beban keluarga guru (yang ekonominya lemah).

PROSES PENDIDIKAN INTERSHIP

Intership pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang berlangsung secara sistematik. Dalam kaitan dengan sistem proses tersebut, maka sistem intership terdiri dari tiga komponen pokok yaitu: input, proses, dan produk
Secara bagian demi bagian, terdapat hubungan dan interaksi antara komponen masukan dan komponen proses dengan komponen produk. Secara sebagian demi bagian, terdapat hubungan dan interaksi antara aspek-aspek yang terkandung dalam komponen masukan, antara aspek-aspek yang terkandumh dalam komponen proses, dana antara aspek-aspek yang terkandumh dalam komponen produk.
Antara aspek-aspek yang terkandung dalam komponen maukan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam komponen proses dengan aspek-aspek yang terkandung dalam komponen produk. Misalnya: aspek perilaku peserta punya hubungan dengan aspek-aspek kurikulum dan GBPP, sistem instruksional, media instruksional, kepenbimbingan, dan penilaian; juga punya hubungan dan interaksi dengan aspek-aspek: jumlah lulusan, sikap, pengalaman lapangan, ketrampilan, pengayaan pengetahuan, dan produk material. Demikian juga aspek-aspek lainya yang terdapat dalam setiap komponen bersangkutan.

KOMPONEN INPUT

Komponen ini meliputu enam subsistem yang saling berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi satu dengan yang lainya, yakni:
1.Target populasi; yang menjadi sasaran program intership terdiri dari kelompok mahasiswa pesetrta intership, kantor atau balai pendidikan dan latiha, Depdiknas kabupaten/kodya di lokasi program intership.
2.Sumber manuiawi; yang meliputi unsur manusiawi yang terlibat langsung dalam program intership, antara lain, para dosen dan asisten pembimbing, para administrator Kandep Depdiknas dan Balai Diklat serta lembaga pendidikan non formal, para supervisor dan Kepala sekolah, para siswa dll.
3.Perilaku peserta internship; Perilaku awal (entry behavior) para peserta internship mendasari kemampuan yang akan dikembangkan selanjutnya dan berpengaruh terhadap pengaruh pengembangan profesional.
4.Sember Material; Keseluruhan material yang diperlukan dan yang tersedia serta menjadi masukan bagi sistem intership.
5.Sember Biaya; merupakan masukan yang penting artinya bagi penyelenggaraan program intership.sumber biaya berasak dari IKIP, uang mandiri, bantuan pemda dll.
6.Dokumentasi Informasi Peserta; informasi tentang peserta yang telah didokumentasikan adalah bahan masukan yang berguna bagi sistem interbship.misalnya: hasil ujian pribadi, hasil seleksi dll

KOMPONEN PROSES

Komponen ini terdiri dari lima aspek, yang saling berhubungandan pengaruh mempengaruhi dan secara keseluruhan berinteraksi dengan komponen masukan.
1. Kurikulum dan GBPP
Kurikulum dan GBPP telah disiapkan sebagai bagian integral dari kurikulum jurusan, yang terdiri dari aspek-aspek: tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum, pokok bahasan dan sub pokok bahasan, pengalaman belaja, alokasi jam pertemuan, dan sumber.
2. Sistem Instruksional (pembelajaran)
Kurikulum dan GBPP dilaksanakan dengan menerapkan sistem pembelajaran tertentu, yang dirancang khusus dalam rangka program intership dei lapangan. Sistem pembelajaran ini terdiri dari: tujuan umum, perencanaan kampus,.pelaksanaan di lapangan, kepemimpinan, evaluasi dan laporan
3. Media Instruksional (pembalajaran)
Media pembelajaran yang perlu disediakan, antara lain:media yang digunakan oleh dosen mata kuliah internship dalam memberikan teori internship dan penyusuna rencana oleh kelompok mahasiswa, media yang digunakan oleh peseta di lapangan sesuai dengan kebutuhan masing-masing paket program.
4. Kepembimbingan
Sistem dan strategi kepembimbingan berpengaruh terhadap kelancaran kerja belajar para peserta. Bimbingan sudah dimulai sejak peserta menyusun perencanaan dan paket-paket program, selama bekerja di lapangan dan penyusunan laporan.
5. Penilaian
Penilaian terdiri dari penilaian terhadap kemajuan belajar, bekerja, penilaian program, penilaian kegiatan di lapangan, penilaian terhadap produk yang dihasilkan peserta.

KOMPONEN KELULUSAN

Hasil program internship dilandasi oleh komponen masukan yang diproses melalui program (komponen proses), yang pada giliranya terealisaikan dalam bentuk :
1.jumlah lulusan yakni jumlah peserta yang mengikuti program sampai tuntas dan yang melibatkan dirinya secara aktif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.
2.Sikap yakni hasil dalam kemampuan sikap, baik sikap profesional, sikap kemasyarakatan merupakan hasil yang sangat berguna bagi pesera kelak dalam melaksanakan tugas-tugasnya di lapangan.
3.Pengalaman lapangan yakni pengalaman ini merupakan pengalaman praktis yang diperoleh melalui kegiatan di lapangan (tempat bekerja) dan di masyarakat. Pengalaman ini turut memperkaya pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki dan belum pernah dipelajari di kampus.
4.Ketrampilan yakni masing-masing paket program menghasilkan ketrampilan bagi peserta, yang mendukung kemampuan profesional dan kepribadian serta kemasyarakatanya. Ketrampilan itu mengandung unsur-unsur kognitif, psikomotorik, reaktif dan interaktif.
5.Pengayaan pengetahuan yakni sepanjang berlangsungnya program intership yang dimulai dari kampus sampai di lapangan danberakhirnya program ini, peserta akan memperkaya pengetahuanya melalui belajar mandiri, belajar kelompok, pertemuan dan diskusi denga tenaga di lapangan, seminar dan macam-macam kegiatan lainya, yang mendorong mereka lebih banyak mempelajari berbagai sumber tercetak yang relevan dengan kegiatan di lapangan.
6.Produk material yakni banyak barang-barang yang mungkin dihasilkan oleh peserta (secara perorangan atau kelompok) yang pada giliranya dapat dimanfaatkan oleh admonistrator, supervisor dan penilik atau oleh masyarakat, yang dibuat peserta. Barang-barang tersebut sesungguhnaya erat kaitanya dengan progran intership itu sendiri.

Demikian beberapa hal yang berkenaan dengan sistem internship secara berkeseluruhan.

*Ketua Umum HMJ Biologi UMM

Read more...

19 Agustus 2008

TAN MALAKA BAPAK REPUBLIK yang TERLUPAKAN


Tan Malaka lengkapnya Ibrahim Datuk Tan Malaka menurut keturunannya ia termasuk suku bangsa Minangkabau. Pada tanggal 2 Juni 1897 di desa Pandan Gadang –Sumatra Barat—Tan Malaka dilahirkan. Ia termasuk salah seorang tokoh bangsa yang sangat luar biasa, bahkan dapat dikatakan sejajar dengan tokoh-tokoh nasional yang membawa bangsa Indonesia sampai saat kemerdekaan seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Moh.Yamin dan lain-lain.
Tan Malaka sempat dijuluki "Bapak Repoebliek Indonesia" selepas medio 1920-an karena menerbitkan buku Naar Repoebliek Indonesia (Menuju Repoebliek Indonesia) dalam Bahasa Belada dan Melayu tahun 1924 di Kanton (sekarang Guangzhou), China. Diketahui, ratusan jilid buku tersebut diselundupkan ke Hindia Belanda dan diterima para tokoh pergerakan, termasuk pemuda Soekarno. Walhasil, Tan Malaka pun dikenal sebagai Bapak Repoebliek Indonesia jauh sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945.
Madilog
Berbicara mengenai Tan Malaka tidak bisa dipisahkan dari Madilog buku fenomenal karanganya. Madilog merupakan istilah baru dalam cara berpikir, dengan menghubungkan ilmu bukti serta mengembangkan dengan jalan dan metode yang sesuai dengan akar dan urat kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan dunia. Bukti adalah fakta dan fakta adalah lantainya ilmu bukti. Bagi filsafat, idealisme yang pokok dan pertama adalah budi (mind), kesatuan, pikiran dan penginderaan. Filsafat materialisme menganggap alam, benda dan realita nyata obyektif sekeliling sebagai yang ada, yang pokok dan yang pertama.
Bagi Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) yang pokok dan pertama adalah bukti, walau belum dapat diterangkan secara rasional dan logika tapi jika fakta sebagai landasan ilmu bukti itu ada secara konkrit, sekalipun ilmu pengetahuan secara rasional belum dapat menjelaskannya dan belum dapat menjawab apa, mengapa dan bagaimana
Dari berbagai macam pemikirannya terutama dari buku Madilog dapat terlihat bahwa ciri khas gagasan Tan Malaka adalah: (1) Dibentuk dengan cara berpikir ilmiah berdasarkan ilmu bukti, (2) Bersifat Indonesia sentris, (3) Futuristik dan (4) Mandiri, konsekwen serta konsisten. Tan Malaka menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam sekitar 27 buku, brosur dan ratusan artikel di berbagai surat kabar terbitan Hindia Belanda. Karya besarnya “MADILOG” mengajak dan memperkenalkan kepada bangsa Indonesia cara berpikir ilmiah bukan berpikir secara kaji atau hafalan, bukan secara “Text book thinking”, atau bukan dogmatis dan bukan doctrine.
Tan Malaka dan Kemerdekaan Indonesia
Tan Malaka adalah contoh pemimpin yang berjuang dan melahirkan gagasan bernas untuk kesejahteraan bangsa tanpa pamrih. Secara sosiologis, Tan Malaka bukanlah seorang komunis, tetapi perantau yang telah dbekali dasar keislaman yang kuat dari alam Minangkabau. Sebagai perantau berpendidikan ia berpikir dinamis, selalu mempertanyakan dan mencari gagasna baru untuk bangsanya yang sedang dijajah.
Tan Malaka termasuk anak yang cerdas karena kecerdasanya ia dikirim ke Negeri Belanda dan mengikuti pendidikan guru lanjutan di Kota Haarlem, 1913-1915. Karena Perang Dunia I berkecamuk di Eropa (1914-1918), Tan Malaka terhalang pulang ke Tanah Air. Ia terpaksa hidup berdikari dan selama tahun-tahun itu berkenalan dengan ideologi sosialisme dan komunisme. Pada 1920 Tan Malaka akhirnya pulang ke Tanah Air dan menjadi guru di sekolah yang didirikan oleh perusahaan perkebunan Eropa di Sumatera Timur.
Gajinya setaraf dengan gaji seorang guru Belanda. Namun, ia tidak tahan melihat tindasan yang diderita para kuli perkebunan yang didatangkan dari Pulau Jawa. Pada Februari 1921 Tan Malaka minta berhenti dan pindah ke Semarang, di mana sebuah partai baru, Partai Komoenis Indonesia (PKI) belum lama berdiri. Partai baru itu muncul dari ribaan Sarekat Islam (SI) dan ingin terus berlindung di belakangnya sambil melakukan kegiatan agitasinya. Tan Malaka segera aktif menyelenggarakan pendidikan cuma-cuma kepada anak-anak rakyat jelata, menulis pamflet-pamflet, dan mendorong berbagai pemogokan. Akhirnya PKI dipisahkan dari SI, dan peranan Tan Malaka sebagai agitator komunis menjadi mencolok bagi polisi rahasia Hindia Belanda.
Perjuangan Tan Malaka tidaklah hanya sebatas pada usaha mencerdaskan rakyat Indonesia pada saat itu, tapi juga pada gerakan-gerakan dalam melawan ketidakadilan seperti yang dilakukan para buruh terhadap pemerintahan Hindia Belanda lewat VSTP dan aksi-aksi pemogokan, disertai selebaran-selebaran sebagai alat propaganda yang ditujukan kepada rakyat agar rakyat dapat melihat adanya ketidakadilan yang diterima oleh kaum buruh.
Seperti dikatakan Tan Malaka pada pidatonya di depan para buruh “Semua gerakan buruh untuk mengeluarkan suatu pemogokan umum sebagai pernyataan simpati, apabila nanti menglami kegagalan maka pegawai yang akan diberhentikan akan didorongnya untuk berjuang dengan gigih dalam pergerakan revolusioner”. Pergulatan Tan Malaka dengan partai komunis di dunia sangatlah jelas. Ia tidak hanya mempunyai hak untuk memberi usul-usul dan dan mengadakan kritik tetapi juga hak untuk mengucapkan vetonya atas aksi-aksi yang dilakukan partai komunis di daerah kerjanya. Tan Malaka juga harus mengadakan pengawasan supaya anggaran dasar, program dan taktik dari Komintern (Komunis Internasional) dan Profintern seperti yang telah ditentukan di kongres-kongres Moskow diikuti oleh kaum komunis dunia.
Selama 20 tahun berpetualang sebagai orang pelarian dan 10 tahun di Tanah Air, lalu melahirkan gagasan-gagasan brilian, seperti Naar de Republiek Indonesia (1924) yang mendahului Hatta dan Soekarno (Mencapai Indonesia Merdeka, 1930 dan Kearah Indonesia Merdeka, 1932), Madilog, Gerpolek, Merdeka 100%, Dari Penjara ke Penjara, Massa Aksi, Uraian Mendadak, dan puluhan tulisan lainnya, bertumpu pada bagaimana membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Tan Malaka tidak hanya bicara, tapi dengan bukti, ia bukanlah pemimpin flamboyan dan gagah di podium, tetapi ia membangun sekolah rakyat di Semarang, Purwokerto, Bandung, Yogyakarta, dan Batavia, selama dua tahun di Jawa sebelum dibuang ke Belanda (1922).
Tan Malaka konsekuen dengan sikapnya yang tidak memercayai politik kompromi (diplomasi) yang dijalankan Hatta dan Syahrir yang hanya menguntungkan Belanda—bagi saya cukup sudah bukti Tan Malaka adalah seorang nasionalis sejati daripada seorang komunis. Kita harus menerimanya bahwa marxisme telah juga dipakai para pejuang yang lain (Soekarno, Hatta, Syahrir, dan lain-lain) dalam memerdekakan bangsa.
Selama 20 tahun berpetualang sebagai orang pelarian dan 10 tahun di Tanah Air, lalu melahirkan gagasan-gagasan brilian, seperti Naar de Republiek Indonesia (1924) yang mendahului Hatta dan Soekarno (Mencapai Indonesia Merdeka, 1930 dan Kearah Indonesia Merdeka, 1932), Madilog, Gerpolek, Merdeka 100%, Dari Penjara ke Penjara, Massa Aksi, Uraian Mendadak, dan puluhan tulisan lainnya, bertumpu pada bagaimana membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Tan Malaka tidak hanya bicara, tapi dengan bukti, ia bukanlah pemimpin flamboyan dan gagah di podium, tetapi ia membangun sekolah rakyat di Semarang, Purwokerto, Bandung, Yogyakarta, dan Batavia, selama dua tahun di Jawa sebelum dibuang ke Belanda (1922).
Tan Malaka konsekuen dengan sikapnya yang tidak memercayai politik kompromi (diplomasi) yang dijalankan Hatta dan Syahrir yang hanya menguntungkan Belanda—bagi saya cukup sudah bukti Tan Malaka adalah seorang nasionalis sejati daripada seorang komunis. Kita harus menerimanya bahwa marxisme telah juga dipakai para pejuang yang lain (Soekarno, Hatta, Syahrir, dan lain-lain) dalam memerdekakan bangsa.
Selama 20 tahun berpetualang sebagai orang pelarian dan 10 tahun di Tanah Air, lalu melahirkan gagasan-gagasan brilian, seperti Naar de Republiek Indonesia (1924) yang mendahului Hatta dan Soekarno (Mencapai Indonesia Merdeka, 1930 dan Kearah Indonesia Merdeka, 1932), Madilog, Gerpolek, Merdeka 100%, Dari Penjara ke Penjara, Massa Aksi, Uraian Mendadak, dan puluhan tulisan lainnya, bertumpu pada bagaimana membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Tan Malaka tidak hanya bicara, tapi dengan bukti, ia bukanlah pemimpin flamboyan dan gagah di podium, tetapi ia membangun sekolah rakyat di Semarang, Purwokerto, Bandung, Yogyakarta, dan Batavia, selama dua tahun di Jawa sebelum dibuang ke Belanda (1922).
Tan Malaka konsekuen dengan sikapnya yang tidak memercayai politik kompromi (diplomasi) yang dijalankan Hatta dan Syahrir yang hanya menguntungkan Belanda—bagi saya cukup sudah bukti Tan Malaka adalah seorang nasionalis sejati daripada seorang komunis. Kita harus menerimanya bahwa marxisme telah juga dipakai para pejuang yang lain (Soekarno, Hatta, Syahrir, dan lain-lain) dalam memerdekakan bangsa.
Selama 20 tahun berpetualang sebagai orang pelarian dan 10 tahun di Tanah Air, lalu melahirkan gagasan-gagasan brilian, seperti Naar de Republiek Indonesia (1924) yang mendahului Hatta dan Soekarno (Mencapai Indonesia Merdeka, 1930 dan Kearah Indonesia Merdeka, 1932), Madilog, Gerpolek, Merdeka 100%, Dari Penjara ke Penjara, Massa Aksi, Uraian Mendadak, dan puluhan tulisan lainnya, bertumpu pada bagaimana membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Tan Malaka tidak hanya bicara, tapi dengan bukti, ia bukanlah pemimpin flamboyan dan gagah di podium, tetapi ia membangun sekolah rakyat di Semarang, Purwokerto, Bandung, Yogyakarta, dan Batavia, selama dua tahun di Jawa sebelum dibuang ke Belanda (1922).
Tan Malaka konsekuen dengan sikapnya yang tidak memercayai politik kompromi (diplomasi) yang dijalankan Hatta dan Syahrir yang hanya menguntungkan Belanda—bagi saya cukup sudah bukti Tan Malaka adalah seorang nasionalis sejati daripada seorang komunis. Kita harus menerimanya bahwa marxisme telah juga dipakai para pejuang yang lain (Soekarno, Hatta, Syahrir, dan lain-lain) dalam memerdekakan bangsa.
Selama 20 tahun berpetualang sebagai orang pelarian dan 10 tahun di Tanah Air, lalu melahirkan gagasan-gagasan brilian, seperti Naar de Republiek Indonesia (1924) yang mendahului Hatta dan Soekarno (Mencapai Indonesia Merdeka, 1930 dan Kearah Indonesia Merdeka, 1932), Madilog, Gerpolek, Merdeka 100%, Dari Penjara ke Penjara, Massa Aksi, Uraian Mendadak, dan puluhan tulisan lainnya, bertumpu pada bagaimana membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Tan Malaka tidak hanya bicara, tapi dengan bukti, ia bukanlah pemimpin flamboyan dan gagah di podium, tetapi ia membangun sekolah rakyat di Semarang, Purwokerto, Bandung, Yogyakarta, dan Batavia, selama dua tahun di Jawa sebelum dibuang ke Belanda (1922).
Tan Malaka konsekuen dengan sikapnya yang tidak memercayai politik kompromi (diplomasi) yang dijalankan Hatta dan Syahrir yang hanya menguntungkan Belanda—bagi saya cukup sudah bukti Tan Malaka adalah seorang nasionalis sejati daripada seorang komunis. Kita harus menerimanya bahwa marxisme telah juga dipakai para pejuang yang lain (Soekarno, Hatta, Syahrir, dan lain-lain) dalam memerdekakan bangsa.
Selama 20 tahun berpetualang sebagai orang pelarian dan 10 tahun di Tanah Air, lalu melahirkan gagasan-gagasan brilian, seperti Naar de Republiek Indonesia (1924) yang mendahului Hatta dan Soekarno (Mencapai Indonesia Merdeka, 1930 dan Kearah Indonesia Merdeka, 1932), Madilog, Gerpolek, Merdeka 100%, Dari Penjara ke Penjara, Massa Aksi, Uraian Mendadak, dan puluhan tulisan lainnya, bertumpu pada bagaimana membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Tan Malaka tidak hanya bicara, tapi dengan bukti, ia bukanlah pemimpin flamboyan dan gagah di podium, tetapi ia membangun sekolah rakyat di Semarang, Purwokerto, Bandung, Yogyakarta, dan Batavia, selama dua tahun di Jawa sebelum dibuang ke Belanda (1922).
Tan Malaka konsekuen dengan sikapnya yang tidak memercayai politik kompromi (diplomasi) yang dijalankan Hatta dan Syahrir yang hanya menguntungkan Belanda—bagi saya cukup sudah bukti Tan Malaka adalah seorang nasionalis sejati daripada seorang komunis. Kita harus menerimanya bahwa marxisme telah juga dipakai para pejuang yang lain (Soekarno, Hatta, Syahrir, dan lain-lain) dalam memerdekakan bangsa.
Selama 20 tahun berpetualang sebagai orang pelarian dan 10 tahun di Tanah Air, lalu melahirkan gagasan-gagasan brilian, seperti Naar de Republiek Indonesia (1924) yang mendahului Hatta dan Soekarno (Mencapai Indonesia Merdeka, 1930 dan Kearah Indonesia Merdeka, 1932), Madilog, Gerpolek, Merdeka 100%, Dari Penjara ke Penjara, Massa Aksi, Uraian Mendadak, dan puluhan tulisan lainnya, bertumpu pada bagaimana membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Tan Malaka tidak hanya bicara, tapi dengan bukti, ia bukanlah pemimpin flamboyan dan gagah di podium, tetapi ia membangun sekolah rakyat di Semarang, Purwokerto, Bandung, Yogyakarta, dan Batavia, selama dua tahun di Jawa sebelum dibuang ke Belanda (1922).
Tan Malaka konsekuen dengan sikapnya yang tidak memercayai politik kompromi (diplomasi) yang dijalankan Hatta dan Syahrir yang hanya menguntungkan Belanda—bagi saya cukup sudah bukti Tan Malaka adalah seorang nasionalis sejati daripada seorang komunis. Kita harus menerimanya bahwa marxisme telah juga dipakai para pejuang yang lain (Soekarno, Hatta, Syahrir, dan lain-lain) dalam memerdekakan bangsa.
Selama 20 tahun berpetualang sebagai orang pelarian dan 10 tahun di Tanah Air, lalu melahirkan gagasan-gagasan brilian, seperti Naar de Republiek Indonesia (1924) yang mendahului Hatta dan Soekarno (Mencapai Indonesia Merdeka, 1930 dan Kearah Indonesia Merdeka, 1932), Madilog, Gerpolek, Merdeka 100%, Dari Penjara ke Penjara, Massa Aksi, Uraian Mendadak, dan puluhan tulisan lainnya, bertumpu pada bagaimana membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Tan Malaka tidak hanya bicara, tapi dengan bukti, ia bukanlah pemimpin flamboyan dan gagah di podium, tetapi ia membangun sekolah rakyat di Semarang, Purwokerto, Bandung, Yogyakarta, dan Batavia, selama dua tahun di Jawa sebelum dibuang ke Belanda (1922).
Tan Malaka konsekuen dengan sikapnya yang tidak memercayai politik kompromi (diplomasi) yang dijalankan Hatta dan Syahrir yang hanya menguntungkan Belanda—bagi saya cukup sudah bukti Tan Malaka adalah seorang nasionalis sejati daripada seorang komunis. Kita harus menerimanya bahwa marxisme telah juga dipakai para pejuang yang lain (Soekarno, Hatta, Syahrir, dan lain-lain) dalam memerdekakan bangsa.
Selama 20 tahun berpetualang sebagai orang pelarian dan 10 tahun di Tanah Air, lalu melahirkan gagasan-gagasan brilian, seperti Naar de Republiek Indonesia (1924) yang mendahului Hatta dan Soekarno (Mencapai Indonesia Merdeka, 1930 dan Kearah Indonesia Merdeka, 1932), Madilog, Gerpolek, Merdeka 100%, Dari Penjara ke Penjara, Massa Aksi, Uraian Mendadak, dan puluhan tulisan lainnya, bertumpu pada bagaimana membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Tan Malaka tidak hanya bicara, tapi dengan bukti, ia bukanlah pemimpin flamboyan dan gagah di podium, tetapi ia membangun sekolah rakyat di Semarang, Purwokerto, Bandung, Yogyakarta, dan Batavia, selama dua tahun di Jawa sebelum dibuang ke Belanda (1922).
Tan Malaka konsekuen dengan sikapnya yang tidak memercayai politik kompromi (diplomasi) yang dijalankan Hatta dan Syahrir yang hanya menguntungkan Belanda—bagi saya cukup sudah bukti Tan Malaka adalah seorang nasionalis sejati daripada seorang komunis. Kita harus menerimanya bahwa marxisme telah juga dipakai para pejuang yang lain (Soekarno, Hatta, Syahrir, dan lain-lain) dalam memerdekakan bangsa.
Selama 20 tahun berpetualang sebagai orang pelarian dan 10 tahun di Tanah Air, lalu melahirkan gagasan-gagasan brilian, seperti Naar de Republiek Indonesia (1924) yang mendahului Hatta dan Soekarno (Mencapai Indonesia Merdeka, 1930 dan Kearah Indonesia Merdeka, 1932), Madilog, Gerpolek, Merdeka 100%, Dari Penjara ke Penjara, Massa Aksi, Uraian Mendadak, dan puluhan tulisan lainnya, bertumpu pada bagaimana membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Tan Malaka tidak hanya bicara, tapi dengan bukti, ia bukanlah pemimpin flamboyan dan gagah di podium, tetapi ia membangun sekolah rakyat di Semarang, Purwokerto, Bandung, Yogyakarta, dan Batavia, selama dua tahun di Jawa sebelum dibuang ke Belanda (1922).
Tan Malaka konsekuen dengan sikapnya yang tidak memercayai politik kompromi (diplomasi) yang dijalankan Hatta dan Syahrir yang hanya menguntungkan Belanda—bagi saya cukup sudah bukti Tan Malaka adalah seorang nasionalis sejati daripada seorang komunis. Kita harus menerimanya bahwa marxisme telah juga dipakai para pejuang yang lain (Soekarno, Hatta, Syahrir, dan lain-lain) dalam memerdekakan bangsa.
Selama 20 tahun berpetualang sebagai orang pelarian dan 10 tahun di tanah air, lalu melahirkan gagasan-gagasan brilian, seperti neer de Republiek Indonesia (1924) yang mendahului Hatta dan Soekarno (Mencapai Indonesia Merdeka, 1930 dan Kearah Indonesia Merdeka, 1932), Madilog, Gerpolek, Merdeka 100%, Dari Penjara ke Penjara, Masa Aksi, Uraian Mendadak, dan puluhan tulisan lainnya, yang semuanya bertumpu pada bagaimana membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Tan Malaka tidak hanya berbicara tetapi dengan bukti, ia bukanlah pemimpin flamboyan yang gagah di podium, tetapi ia membangun sekolah rakyat di berbagai daerah sebelum ia diasingkan oleh Belanda.
Tan Malaka konsekuen dengan semua sikapnya yang tidak mempercayai politik diplomasi (kompromi) yang dijalankan Hatta dan Syahrir yang dianggap menguntungkan Belanda. Tan Malak lebih epada seorang nasionalis sejati ketimbang seorang komunis. Paham komunis yang dia jalankan seperti Marxisme sebenarnya juga dijalankan oleh semua pemimpin bangsa seperti Hatta, Soekarno, Syahrir, dll.
Dalam lintasan sejarah, Tan Malaka merupakan salah satu tokoh revolusi kiri yang namanya hingga kini masih terus berkibar, paling tidak di Eropa. Sehingga tak heran jika Harry Poeze, peneliti senior sekaligus Direktur KITLV Belanda, menulis disertasi mengenai Tan Malaka pada tahun 1976 yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia dalam dua jilid. Poeze kemudian melanjutkan buku kisah perjalanan hidup Tan Malaka ini sampai akhir hayatnya pada 1949, yang dalam buku tersebut diungkap mengenai lokasi tewasnya Tan Malaka di Jawa Timur dan siapa yang menembaknya. Penelusuran Poeze ternyata tidak hanya berhenti disitu, pada 8 Juni 2007 lalu, di Universitas Leide Belanda, Poeze meluncurkan buku yang berjudul ‘Verguisd en Vergeten, Tan Malaka; De linkse Beweging en Indonesische Revolutien 1945-1959’. Buku setebal 2194 halaman ini di jual seharga 99,90 euro di Eropa, dan cukup mendapat apresiasi dari halayak pembaca.
Namun sayang, peristiwa 3 Juli 1946 yang didahului dengan penangkapan dan penahanan Tan Malaka bersama pimpinan Persatuan Perjuangan, di dalam penjara tanpa pernah diadili selama dua setengah tahun. Setelah meletus pemberontakan FDR/PKI di Madiun, September 1948 dengan pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin, Tan Malaka dikeluarkan begitu saja dari penjara akibat peristiwa itu. Di luar, setelah mengevaluasi situasi yang amat parah bagi republik Indonesia akibat Perjanjian Linggarjati 1947 dan Renville 1948, yang merupakan buah dari hasil diplomasi Syahrir dan Perdana Menteri Amir Syarifuddin, Tan Malaka merintis pembentukan Partai MURBA, 7 November 1948 di Yogyakarta. Dan pada tahun 1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka gugur, hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya di tengah-tengah perjuangan “Gerilya Pembela Proklamasi” di Pethok, Kediri, Jawa Timur. Meskipun seakan dilupaka sejara ia tetaplah akan terus dikenang seperti sebuah ucapannya yang telah menginspirasi banyak orang “BERGELAP-GELAPLAH DALAM TERANG, BERTERANG-TERANGLAH DALAM GELAP” (Tan Malaka)
*Penulis adalah penikmat Sejarah dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi UMM

Read more...

  © Free Blogger Templates Spain by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP